Kaleidoskop 2023: Drama Cawapres hingga Pecah Kongsi Jokowi - Megawati

Amelia Yesidora
30 Desember 2023, 06:23
Kaleidoskop 2023
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.
Petugas mengenakan kostum maskot pemilu saat Kirab Pemilu di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (24/6/2023).

Perjalanan waktu di 2023 tak lepas dari sejumlah peristiwa politik hangat yang menjadi sorotan publik. Setahun jelang pelaksanaan pemilu dan pemilihan presiden, sejak awal tahun suhu politik memanas seiring dengan sibuknya partai-partai menentukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didukung di pilpres. 

Pada 2023 pula Indonesia mencetak sejarah dengan menjadi tuan rumah helat olahraga dunia. Meski begitu hal yang berkaitan dengan olahraga ini pun tak terlepas dari peristiwa politik yang terjadi di internal partai pemenang pemilu. Pro dan kontra Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20 bermuara dari silang pendapat para politikus yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang menjadi partai utama penyokong pemerintah Joko Widodo. 

Peristiwa politik apa saja yang terjadi selama 2023? Berikut ringkasannya.

Polemik Piala Dunia U-20, Indonesia Batal jadi Tuan Rumah 

Seharusnya Indonesia menjadi tuan rumah gelaran Piala Dunia U20 pada 20 Mei–11 Juni 2023. Namun terdapat penolakan di awal tahun sehingga federasi sepak bola internasional atau FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah. 

Padahal Indonesia sudah mengajukan proposal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 23 Mei 2019, bertanding dengan Brasil, Peru, gabungan Myanmar plus Thailand, dan gabungan Arab Saudi, Bahrain, plus Uni Emirat Arab. Dua kelompok negara terakhir mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama.

Suara penolakan mulai bergema saat Israel ditetapkan menjadi salah satu kontestan acara ini. Kendati demikian, penolakan keras belum muncul sampai pertama kali diutarakan Pemerintah Provinsi Bali pada Selasa (21/3). 

Gubernur Bali I Wayan Koster yang juga merupakan kader PDIP  menyurati Menteri Pemuda dan Olahraga, untuk menolak Timnas Israel bermain di Bali. Alasannya, kehadiran Israel bertentangan dengan politik luar negeri Indonesia yang menentang penjajahan yang dilakukan Israel atas Palestina. 

Dua hari kemudian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyuarakan hal serupa. Ia meminta penyelenggara tak mengorbankan komitmen jangka panjang untuk mewujudkan Palestina yang merdeka. Ganjar juga menyinggung komitmen Presiden pertama Indonesia, Soekarno, terhadap kemerdekaan Palestina.

Suara penolakan juga muncul dari partai politik. Mereka ialah Partai Keadilan Sejahtera atau PKS dan PDIP. Dampak pertama penolakan ini adalah pembatalan drawing yang harusnya dilakukan di Bali, 31 Maret. 

Plt Menpora Muhadjir Effendy lalu menyatakan PSII akan membahas status Israel dalam Piala Dunia U20 dengan FIFA. Sebelumnya, PSSI dan FIFA pernah bertemu membahas hal tersebut, namun tidak menemui kata sepakat.

Sekata dengan Koster dan Ganjar, Muhadjir menilai kehadiran Israel dalam Piala Dunia FIFA U20 dapat mengancam konstitusi nasional. Oleh karena itu, Indonesia telah mengajukan beberapa syarat kepada FIFA agar dapat tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U20.

Tak hanya Muhadjir, Ketua Umum PSSI Erick Thohir turut mengerahkan tenaga melobi FIFA. Bersama timnya, mereka bernegosiasi ke Doha untuk bernegosiasi dengan FIFA pada Rabu (29/3). Namun, negosiasi tersebut tidak menemui kata sepakat dan berujung pada pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. 

Tak hanya pencoretan sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023, Indonesia juga dikenai sanksi administrasi dari FIFA. Sanksinya adalah pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI. 

Jokowi Kingmaker Pemilu hingga Retak Hubungan dengan Megawati

April 2023, isu Jokowi sebagai kingmaker Pemilu 2024 menguat. Pasalnya, kader PDIP itu sempat menyatakan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Padahal sempat ada selentingan Puan Maharani yang akan menjadi calon presiden dari PDIP.

Sebulan berselang, Jokowi menyatakan bakal ‘cawe-cawe’ dalam Pilpres 2024. Kepala negara bilang tidak akan bersikap netral buat kepentingan negara, bukan kepentingan pribadi atau golongan. 

“Saya harus cawe-cawe,” kata Presiden saat bertemu dengan para pemimpin media massa di Istana Merdeka, Senin, 29 Mei 2023. “Tolong dipahami, ini demi kepentingan nasional. Memilih pemimpin pada 2024 sangat krusial, penting sekali. Harus tepat dan benar!”

Pada Agustus, Golkar, PAN, dan PKB selaku partai pemerintah mendeklarasikan dukungan ke Prabowo. Ini memperkuat Koalisi Merah Putih yang sebelumnya diisi Gerindra dan PBB. Koalisi gemuk ini awalnya tak membuat PDIP goyah, bahkan Ganjar Pranowo percaya ada dukungan Jokowi di balik pencalonan dirinya. 

Dua bulan berselang, Relawan Pro-Jokowi justru mengusung Prabowo sebagai calon presiden 2024. Mulai dari sana, Jokowi bermanuver berbeda arah dengan PDIP selaku penyokong karier politiknya. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...