Jokowi Bela Prabowo: Sebagian Data Pertahanan Negara Informasi Rahasia

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Januari 2024, 19:51
jokowi, prabowo subianto, debat capres, pertahanan negara
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/foc.
Capres-cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) berjalan usai debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui adanya sensor atau pembatasan informasi dan data tertentu terkait urusan pertahanan dan keamanan negara. Dia mengibaratkan informasi yang menyangkut strategi besar negara tidak bisa dibuka secara gamblang ke publik layaknya toko kelontong.

"Yang berkaitan dengan pertahanan, kemaanan negara dan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," kata Jokowi kepada wartawan di rumah makan Kampung Kecil Serang, Banten pada Senin (8/1).

Jokowi menambahkan, data mengenai kondisi pertahanan dan keamanan negara merupakan informasi strategis yang sebagian memuat rahasia bangsa. "Karena ini menyangkut strategi besar negara, tidak bisa semua dibuka kayak toko kelontong. Nggak bisa," ujar Jokowi.

Narasi menyenai informasi dan data pertahanan dan keamanan negara menjadi mencuat saat debat capres ketiga di Istora Senayan Jakarta pada Ahad (7/1), kemarin. Debat yang berlangung selama 150 menit itu membahas isu seputar pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.

Dalam sesi debat tersebut, calon presiden Anies Baswedan menilai penyediaan Alutsista saat ini berlandaskan selera pihak tertentu tanpa melihat preferensi yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

Menurut Anies, pengadaan Alutsista Indonesia harus menyesuaikan dengan beragam ancaman mutakhir seperti peretasan, judi online, dan ancaman serangan terorisme.

"Inilah yang menurut kami penting dan anggarannya perlu ditingkatkan. Tapi jangan keliru, ancamannya ada pergeseran, kami melihat perlunya strategi yang baik," ujar Anies.

Pernyataan serupa juga dikatakan oleh calon presiden Ganjar Pranowo. Dia menyebut rencana pengadaan Alutsista harus mengacu pada kebutuhan tiap-tiap matra TNI.

Ganjar menyatakan pernah berkomunikasi dengan pejabat tinggi militer belum lama ini. Pejabat tersebut mengaku sudah menyiapkan gudang untuk menyimpan persenjataan yang tidak dibutuhkan.

"Maka seluruh perencanaannya harus bottom up. Saya ketemu orang jabatannya cukup tinggi, dia bilang 'kalau bapak kasih persenjataan yang tidak saya butuhkan, sudah saya siapkan museum di sana'," ujar Ganjar.

Narasi tersebut mendapat tanggapan dari Prabowo selaku calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju. Dia membantah tudingan dua rivalnya yang menyebut penyediaan Alutsista berangkat dari kebutuhan selera pribadi.

Prabowo mengatakan bahwa rencana pengadaan persenjataan militer merupakan hasil kesepakatan antara pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR sebagai mitra pemerintah dalam lingkup pertahanan dan intelijen.

"Baik calon 1 para partai pengusung PKB, Nasdem, dan PKS serta pengusung calon 3 PDIP dan PPP semua ada di Komisi I. Jadi masalah anggaran pertahanan dibahas di Komisi I DPR. Diawasi, diperiksa bolak-balik dan disetujui," ujar Prabowo.

Pada forum tersebut, Prabowo mengaku siap buka-bukaan terkait kondisi Alutsista, anggaran dan kualitas fasilitas militer domestik. Prabowo mengajak Anies dan Ganjar untuk adu data di sebuah forum di luar debat capres karena informasi tersebut bersifat rahasia.

"Saya mengundang seluruh calon bicara terbuka. Tapi saya ingatkan, masa kita mau buka semua kekurangan kita, semua masalah kita buka di depan umum. Apakah semua itu pantas di negara yang baik," kata Prabowo.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...