Buat AI Soeharto, Golkar Dinilai Lakukan Perjudian Politik
Politikus Golkar, Erwin Aksa sempat mengunggah video Presiden Kedua RI Soeharto yang dibuat dengan kecerdasan buatan. Meski demikian, analis mengatakan langkah tersebut merupakan perjudian.
Peneliti Indikator Politik Bawono Kumoro mengatakan perjudian tersebut karena masyarakat masih mengasosiasikan Golkar dengan Orde Baru. Bawono mengatakan langkah ini bisa direspons negatif maupun positif masyarakat.
“Bagaimanapun, Soeharto ini sosok yang bisa dilihat dari berbagai sisi. Bisa berjasa, maupun dianggap bertanggungjawab terhadap berbagai penyelewengan kekuasan di Orde Baru,” kata Bawono katanya dalam sambungan telepon dengan Katadata.co.id, Rabu (10/1).
Dalam pengamatan Bawono, strategi ini sendiri bukanlah hal baru dan cenderung tidak efektif. Ada dua partai yang menggunakan nama Soeharto untuk mendongkrak suara partai.
Salah satu partai adalah Partai Karya Peduli Bangsa alias PKPB yang dipimpin mantan Kepala Staf Angkatan Darat (R. Hartono). PKPB menjagokan Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut sebagai calon presiden.
Di Pilpres 2019 lalu, Partai Berkarya juga ‘menjual’ nama Soeharto. Partai ini dinakhodai oleh anak kelima Soeharto yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
"Partai Berkarya tidak lolos parliamentary threshold. Isi lama, kemasan baru. Nah, Golkar harus mengukur apakah ini bakal menjadi hal positif atau malah negatif?”
Siapa Sasaran Konten Soeharto?
Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nicky Fahrizal melihat strategi ini menyasar beberapa pihak yang diuntungkan pada era Orde Baru. Kelompok ini adalah seperti PNS, purnawirawan TNI atau Polri, hingga pengusaha yang berperan di Orde Baru.
“Golkar ingin membangkitkan nostalgia Orde Baru, karena mereka ini banyak bagian dari Orde Baru,” kata Nicky pada Katadata lewat sambungan telepon, Rabu (10/1).
Selain itu, Nicky melihat Golkar juga menyasar kaum pemilih muda. Hal ini dikarenakan mereka bisa terpukau dengan penggunaan AI yang bisa menghidupkan sosok Soeharto.
Begitu juga dengan memberi tahu pemilih muda bahwa Soeharto adalah bagian dari Partai Golkar. Nicky juga melihat kemungkinan hal ini terjadi karena pemilih muda kerap tidak punya pengetahuan sejarah begitu dalam.
Harapan dan perjuangan bangsa Indonesia tak akan pernah padam, akan selalu diwujudkan dalam setiap generasi. Mimpi-mimpi Indonesia akan selalu terwujud. Pada 14 Februari 2024, kita akan menentukan nasib bangsa Indonesia. Kita harus memilih wakil rakyat dan pemimpin yang tepat… pic.twitter.com/Kpvr3WtaKW— Erwin Aksa (@erwinaksa_id) January 7, 2024
Ketiga, Nicky melihat konten ini sebagai strategi melawan PDI Perjuangan. Di partai berlogo banteng itu, Soekarno sudah berhasil menjadi ikon partai dan melembaga dalam partai tersebut.
“Ini mungkin salah satu cara bagaimana Soeharto dilembagakan dalam Golkar,” katanya.
Erwin Aksa mengunggah video dengan sosok Soekarno yang dibuat dengan teknologi AI pada Minggu (7/1) di X/Twitter. Dalam video berdurasi 2 menit 52 detik itu, Soeharto menjelaskan mimpi-mimpinya tentang kemajuan Indonesia.
Video itu menyebut salah satu perwujudan impian itu adalah pembangunan jalan tol dan bendungan yang sudah dilakukan Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya presiden Soeharto, presiden Indonesia ke 2, mengajak anda memilih wakil rakyat dari Golkar yang bisa melanjutkan mimpi saya tentang kemajuan Indonesia,” seperti dilansir dari X/Twitter erwinaksa_id pada Rabu (10/1).