Buat AI Soeharto, Golkar Dinilai Lakukan Perjudian Politik

Amelia Yesidora
10 Januari 2024, 15:36
soeharto, golkar, erwin aksa
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
\Museum HM Soeharto, didirikan Probosutedjo bersama anak Soeharto pada 2013 di Bantul, Yogyakarta.
Button AI Summarize

Politikus Golkar, Erwin Aksa sempat mengunggah video Presiden Kedua RI Soeharto yang dibuat dengan kecerdasan buatan. Meski demikian, analis mengatakan langkah tersebut merupakan perjudian.

Peneliti Indikator Politik Bawono Kumoro mengatakan perjudian tersebut karena masyarakat masih mengasosiasikan Golkar dengan Orde Baru.  Bawono mengatakan langkah ini bisa direspons negatif maupun positif masyarakat.

“Bagaimanapun, Soeharto ini sosok yang bisa dilihat dari berbagai sisi. Bisa berjasa, maupun dianggap bertanggungjawab terhadap berbagai penyelewengan kekuasan di Orde Baru,” kata Bawono katanya dalam sambungan telepon dengan Katadata.co.id, Rabu (10/1). 

Dalam pengamatan Bawono, strategi ini sendiri bukanlah hal baru dan cenderung tidak efektif. Ada dua partai yang menggunakan nama Soeharto untuk mendongkrak suara partai.

Salah satu partai adalah Partai Karya Peduli Bangsa alias PKPB yang dipimpin mantan Kepala Staf Angkatan Darat (R. Hartono). PKPB menjagokan Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut sebagai calon presiden.

Di Pilpres 2019 lalu, Partai Berkarya juga ‘menjual’ nama Soeharto. Partai ini dinakhodai oleh anak kelima Soeharto yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

"Partai Berkarya tidak lolos parliamentary threshold. Isi lama, kemasan baru. Nah, Golkar harus mengukur apakah ini bakal menjadi hal positif atau malah negatif?” 

 Siapa Sasaran Konten Soeharto?

Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nicky Fahrizal melihat strategi ini menyasar beberapa pihak yang diuntungkan pada era Orde Baru. Kelompok ini adalah seperti PNS, purnawirawan TNI atau Polri, hingga pengusaha yang berperan di Orde Baru.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...