William Lai Jadi Presiden Baru Taiwan, Respon Berbagai Negara Beragam

Lona Olavia
14 Januari 2024, 20:09
William Lai Jadi Presiden Baru Taiwan, Respon Berbagai Negara Beragam
Reuters
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

William Lai Ching-te pemimpin yang berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP) terpilih sebagai presiden baru Taiwan. Ia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden Taiwan Tsai Ing Wen.

Lai Ching-te menang Pilpres Taiwan melawan Hou Yu-ih dari oposisi Kuomintang (KMT) pada penghitungan suara, Sabtu (13/1). Taiwan menggelar Pilpres dan pemilihan anggota parlemen dibawah pengawasan ketat Tiongkok.

Dalam sambutannya, pria kelahiran 1959 di Distrik Wanli Kota New Taipei itu menyinggung soal hubungan dengan Tiongkok. Dia mengharapkan pertukaran hubungan yang sehat dan teratur dengan Tiongkok.

"Saya memiliki tanggung jawab yang penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Akan menggunakan dialog untuk mengganti konfrontasi," kata Lai dikutip dari Reuters, Minggu (14/1).

Lai yang bergelar Magister Kesehatan Masyarakat dari Universitas Harvard tersebut juga menegaskan kembali keinginannya untuk melakukan pembicaraan berdasarkan rasa saling menghormati dan kesetaraan dengan Tiongkok.

"Kami berharap Tiongkok akan memahami bahwa hanya perdamaian yang bisa menguntungkan kedua pihak. Tiongkok juga memiliki tanggung jawab," ujar ia.

Lebih lanjut Lai mengajak kubu oposisi untuk bekerja sama untuk mencari solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi Taiwan. Lai yang berasal dari partai penguasa, DPP naik ke tampuk kekuasaan menggantikan pendahulunya, Tsai Ing Wen.

Lai akan resmi menjabat pada Mei mendatang setelah masa jabatan empat tahun pemimpin Tsai Ing-wen berakhir.

Saat ini Lai masih menjadi wakil pemimpin Tsai Ing-wen dan ini akan menjadi masa jabatan DPP ketiga secara berturut-turut.

Sementara terpilihnya Lai mendapat respon beragam dari berbagai negara. Beberapa negara seperti Jerman, Jepang, Rusia, dan Perancis telah menyatakan dukungannya.

Namun tak begitu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. “Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan,” katanya ketika ditanya reaksinya terhadap hasil Pemilu Taiwan tersebut.

AS diketahui bermain dua kaki, di mana mereka tetap mengakui kebijakan satu Cina yang diusung Cina, namun tetap memberikan bantuan terhadap Taiwan.

Tak lama setelah pernyataan Biden, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyelamati Lai atas terpilihnya ia sebagai Presiden Taiwan.

AS menyatakan akan mengirimkan delegasi mantan pejabatnya ke Taipei pada pekan mendatang.

“Kami menantikan bekerja bersama Dr. Lai dan pemimpin Taiwan di semua partai untuk meningkatkan kepentingan dan nilai bersama kami. Lalu untuk memajukan hubungan tidak resmi yang telah lama terjalin, sejalan dengan kebijakan AS, yaitu Satu Cina,” ujarnya.

AS dikatakannya akan terus berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas lintas selat, serta menyelesaikan perbedaan secara damai, bebas dari paksaan dan tekanan.

Protes Keras

Pemerintah Cina menyampaikan protes terhadap pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat atas hasil pemilu Taiwan.

"Pernyataan Kementerian Luar Negeri AS mengenai pemilu di wilayah Taiwan secara serius melanggar prinsip Satu Cina dan Tiga Komunike bersama AS-Cina. Serta bertentangan dengan komitmen politik AS yang hanya mempertahankan hubungan budaya, komersil, dan hubungan tidak resmi lainnya dengan Taiwan," demikan pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Cina yang diterima Antara di Beijing, Minggu.

Kementerian Luar Negeri Cina bahkan mendesak AS agar dengan sungguh-sungguh mematuhi prinsip Satu Cina dan Tiga Komunike Bersama Cina-AS. Cina juga meminta AS bertindak serius sesuai dengan komitmen yang telah ditegaskan berkali-kali oleh para pemimpin AS.

"Kami mendesak AS untuk menghentikan interaksi yang bersifat resmi dengan Taiwan dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada kelompok separatis untuk kemerdekaan Taiwan," kata Kementerian Luar Negeri Cina.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...