Mahfud Kritik Subsidi Pupuk Besar Walau Petani dan Lahan Makin Sedikit
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengkritik subsidi pupuk yang semakin besar meski jumlah petani semakin berkurang dan lahan pertanian semakin sempit. Hal tersebut ia utarakan saat menyampaikan visi misinya dalam debat cawapres di Istora Senayan, Minggu (21/1) malam.
“Sumber daya alam kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat. Petani semakin sedikit, lahan pertanian semakin sedikit, tapi subsidi pupuk semakin besar, pasti ada yang salah,” ujarnya.
Mahfud juga menyinggung tentang laut Indonesia yang tercemar, polusi udara, masuknya investor yang mendorong industrialisasi namun malah memicu kerusakan lingkungan dan membuat rakyat menderita. Sumber daya alam kemudian menjadi sumber sengketa.
“Allah mengingatkan ini di dalam Al Quran, telah terjadi kerusakan di bumi karena tingkah laku manusia, di darat dan laut. Ini Ditunjukkan Allah agar manusia sadar bahwa mereka telah merusak alam di negaranya yang seharusnya dikuasai oleh bangsanya,” ujarnya.
Untuk mengatasi itu semua, Mahfud mengatakan bahwa ada dua kuncinya, yakni komitmen dan keberanian. Menurutnya ada empat hal yang diperlukan untuk masalah ini, “bahwa sumber alam itu memihak rakyat ada empat ukurannya, pemanfaatan, pemerataan, partisipasi masyarakat, dan penghormatan terhadap hak-hak yang diwariskan leluhur kita”.
“Kami akan menggunakan empat tolok ukur itu, tapi saya tidak melihat pemerintah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita. Kami punya program petani bangga pertanian, di laut jaya nelayan sejahtera,” kata Mahfud.
Mahfud menutup penyampaian visi misinya dengan mengkritik program food estate pemerintah yang menurutnya gagal, bahkan merusak lingkungan. “Yang benar saja, rugi dong kita,” ujarnya.
Sebagai informasi, belanja subsidi pupuk Indonesia terus meningkat sejak 2005 sebesar Rp 1,3 triliun, hingga mencapai puncaknya pada 2019 sebesar Rp 34,31 triliun. Setelah itu trennya terus menurun hingga menjadi Rp 25,28 triliun pada 2022. Simak databoks berikut: