Gerbang Pronas: Boikot Produk Pro Israel Momen bagi Produk Lokal
Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) didesak untuk menjaga komitmen memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Aksi ini mencuat sejak November 2023, tepatnya usai Israel melakukan serangan terhadap Palestina. Gerakan ini merupakan bentuk solidaritas Indonesia terhadap Palestina.
Dalam dialog bertema Komitmen Capres-Cawapres terhadap Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel di Kafe Tendean di Jakarta, Ketua Gerakan Kebangkitan Produk Nasional (Gerbang Pronas) Fuad Adnan mendesak para capres dan cawapres untuk menjaga komitmen boikot produk yang terafiliasi dengan Israel.
Komitmen boikot tak hanya menunjukkan solidaritas antarbangsa. Gerakan ini sekaligus mendorong produk lokal untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Pasalnya, sebagian besar produk lokal menjadi substitusi produk-produk yang diboikot. Mendukung gerakan ini berarti membangun peluang perekonomian nasional agar dapat berkembang dengan lebih baik.
“Boikot ini bisa menjadi momentum untuk mendorong penggunaan produk lokal secara besar-besaran. Situasi ini tentu baik bagi perekonomian nasional agar lebih mandiri dan tidak bergantung kepada produk asing,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) Ahmad Himawan mengatakan, sikap dan dukungan para capres dan cawapres atas aksi boikot bakal menjadi penentu nasib Palestina.
Alasannya, tekanan atas kejahatan Israel tidak akan berefek bila dukungan terhadap aksi boikot tidak diserukan oleh para calon pemimpin negeri.
“Boikot produk terafiliasi Israel ini adalah selemah-lemahnya perjuangan umat muslim di Indonesia,” katanya.
Ahmad berharap, aksi ini mendapat dukungan dari seluruh umat muslim Indonesia, termasuk para capres dan cawapres yang kini sedang berlaga pada Pemilihan Presiden 2024. “Mereka harus ikut berjuang membela dan mendukung Palestina merdeka,” imbuh dia.
Mengutip hasil survei Halal Watch, Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina memunculkan kesadaran masyarakat untuk membeli produk lokal yang tidak terafiliasi dengan Israel. Menurut Ahmad, sikap cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
Lebih lanjut, Ahmad mengecam manuver dari brand terafiliasi Israel melalui kampanye yang masif. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat agar bisa melihat secara jernih produk-produk mana saja yang terafiliasi.
Misalnya, ia menuturkan, ada brand yang merilis iklan televisi untuk menguatkan kesan perusahaan sebagai entitas lokal yang tak terkait dengan Israel. Tak hanya melalui itu, manuver pun dilakukan dengan mempublikasikan donasi terbuka kepada Palestina melalui beberapa organisasi Islam di Jakarta.
“Padahal berdasarkan fakta, sahamnya milik asing yang jelas terafiliasi Israel, dan CEO-nya dengan tegas menyatakan dukungan terhadap Israel, tapi di Indonesia memelintir fakta dan mengaku sebagai 100% murni Indonesia. Kami menyuarakan ini, supaya semua umat muslim melek dan selektif agar aksi boikot ini tepat sasaran,” katanya.
Dalam dialog yang digelar pada Jumat (2/2) itu, hadir Suroto, ekonom yang juga relawan Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud. Marzuki Alie, perwakilan Jaringan Santri Indonesia yang juga relawan pasangan calon Prabowo-Gribran, serta Zulfkifli yang menjadi simpatisan komunitas Muda Bersuara Relawan Anies-Muhaimin.
Para relawan dan peserta dialog menyerukan empat tuntutan konsumen muslim Indonesia yang berisi:
- Sebagai masyarakat muslim, kami percaya bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman. Salah satunya tentu dengan melakukan aksi pemboikotan produk asing yang terafiliasi Israel.
- Kami menyuarakan tuntutan ini agar bangsa Indonesia lebih berdikari dalam bidang ekonomi dan tidak bergantung pada produk asing yang jelas-jelas memiliki afiliasi dengan Israel.
- Karena itu, kami mendorong pasangan capres-cawapres untuk ikut menyuarakan seruan aksi boikot ini agar masyarakat terus melakukannya dan berdampak pada pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih kuat.
- Masyarakat Indonesia tidak boleh dibodohi produk-produk asing dengan mengaku sebagai produk nasional melalui iklan-iklan yang tersebar masif di televisi maupun sosial media dan mengambil simpati konsumen Indonesia dengan memberikan berbagai bantuan. Padahal jelas sekali, produk tersebut saham kepemilikannya milik asing yang terafiliasi dengan Israel.