Lonjakan Imbal Hasil Treasury Bikin Bursa AS Melorot, Apa Pengaruhnya?

Nur Hana Putri Nabila
6 Februari 2024, 06:41
Bursa AS
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup merosot pada Senin (5/2) akibat lonjakan imbal hasil Treasury AS. Hal itu memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan menurunkan suku bunga sebanyak yang diharapkan oleh pasar. Tak hanya itu, sentimen investor juga terpengaruh laporan keuangan McDonald's yang mencatatkan penurunan.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh sebesar 274,30 poin atau 0,71%, dan ditutup pada level 38.380,12. S&P 500 juga menurun 0,32%, ditutup pada level 4.942,81. Meskipun mencapai rekor tertinggi minggu sebelumnya ditopang saham-saham Big Tech, Nasdaq Composite juga turun tipis sebesar 0,2% dan berakhir di 15.597,68.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun melonjak lebih dari 13 basis poin hingga mencapai 4,166%. Hal itu karena investor mengevaluasi serangkaian data ekonomi yang menunjukkan kemungkinan suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama dari perkiraan. Tak hanya itu, imbal hasil acuan tersebut diperdagangkan di sekitar 3,81% pada minggu sebelumnya.

Sementara itu, musim pendapatan terus berlangsung dan McDonald's merosot sebesar 3,7% setelah melaporkan laporan keuangan. Performa ini menimbulkan kekhawatiran tentang pendapatan dari perusahaan di luar sektor teknologi besar dan sejauh mana mereka dapat mempertahankan kinerja positif sepanjang musim pendapatan ini.

Menurut Kepala Investasi Truist, Keith Lerner mengatakan bahwa kondisi saat ini tengah menyesuaikan harapan terhadap seberapa cepat Federal Reserve akan menaikkan suku bunga. Ia menyebut terjadi ketegangan antara kekuatan ekonomi yang terus meningkat dan implikasinya terhadap kebijakan Federal Reserve.

 “Ketegangan antara ekonomi yang kuat dan apa artinya bagi The Fed kemungkinan akan terus menciptakan periode penyesuaian semacam ini,” kata Lerner dikutip CNBC, Selasa (6/2). 

Adapun pada hari Minggu (4/2) Ketua Federal Reserve, Jerome Powell mengulangi pernyataannya setelah pertemuan kebijakan pada Januari minggu lalu. Ia menegaskan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Maret tidak akan terjadi. Menurut FedWatch Tool CME Group, sejak pernyataan tersebut, harapan untuk pemangkasan suku bunga telah berkurang dengan probabilitas pemangkasan pada bulan depan mencapai 16,5%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...