Survei LSI: Masyarakat Tak Setuju Anggapan Pemilu Banyak Kecurangan
Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa masyarakat tidak setuju dengan anggapan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 diwarnai banyak kecurangan.
Survei menunjukkan bahwa hanya sekitar 31,4% responden yang setuju bahwa pemilu diwarnai banyak kecurangan, sedangkan 60,5% tidak setuju dengan anggapan bahwa pemilu diwarnai banyak kecurangan, sedangkan 8% mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
“Kami menanyakan tentang berita adanya banyak kecurangan dalam pemilu. Ternyata 31,4% setuju dengan pendapat tersebut, tapi mayoritas 60,5% tidak setuju,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, melalui siaran YouTube, Minggu (25/2).
Meski begitu, dia menilai angka 31,4% responden yang setuju pemilu diwarnai banyak kecurangan adalah angka yang masih cukup besar.
Kemudian survei juga menunjukkan bahwa penilaian bahwa pemilu tidak banyak diwarnai kecurangan adalah penilaian partisan, di mana mayoritas masyarakat yang tidak setuju dengan anggapan bahwa pemilu diwarnai banyak kecurangan merupakan pemilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebanyak 71% pemilih pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 02 tidak setuju bahwa pemilu diwarnai banyak kecurangan, dan 36,5% setuju bahwa pemilu banyak kecurangan.
Kemudian dari responden pemilih paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, 38,1% setuju bahwa pemilu banyak kecurangan dan 16,9% tidak setuju pemilu banyak kecurangan. Kondisi yang sama juga terlihat pada responden pemilih paslon 03, 25,4% setuju dan 12% tidak setuju.
“Memang para pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, proporsi yang menilai pemilu curang itu lebih banyak. Tapi cukup banyak juga di pemilih Prabowo, lalu baru ke Ganjar. Jadi proporsi yang menilai bahwa pemilu curang itu kalau digabungkan mayoritas dari 01 dan 03,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa cara LSI menerjemahkan isu ini adalah bahwa pemilu banyak kecurangan itu tidak spesifik ditanyakan siapa yang melakukan kecurangan. “Kecurangannya bisa macam-macam, bisa partai manapun, bisa kandidat siapapun,” ujarnya lagi.
Kondisi yang sama juga terlihat dari sisi partai. Responden yang paling banyak menyatakan pemilu banyak kecurangan merupakan pemilih PDIP (21,9%), PKS (19,4%), PAN (8,1%), PPP (5,7%), dan Hanura (2,1%). Sedangkan partai lainnya lebih banyak proporsi yang tidak setuju pemilu curang.
“Partai-partai yang mendukung 01 dan 03 cenderung lebih banyak proporsi yang setuju bahwa pemilu curang,” ujarnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan lima hari setelah pelaksanaan pemilu dan pilpres 14 Februari 2024, yakni pada 19-21 Februari dengan metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Jumlah responden yang berhasil diwawancarai berjumlah 1.211 orang, warga negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Margin of error survei diperkirakan ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.