Romahurmuziy Cerita Caleg Modal Rp14 M yang Gagal, Efek Politik Bansos

Yuliawati
Oleh Yuliawati
27 Februari 2024, 19:00
Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud.
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermaansyah/foc.
Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud.
Button AI Summarize

Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menceritakan nasib seorang calon legislatif yang bermodal uang hingga Rp 14 miliar tapi tak lolos parlemen. Rommy mengatakan dalam Pemilu kali ini biaya politik sangat besar karena terjadi inflasi suara efek pemberian bantuan sosial atau bansos.

"Bayangkan itu, ada yang keluar Rp 14 miliar untuk DPR RI tidak jadi. Saya khawatir akan banyak sekali BPKB atau sertifikat tanah digadaikan setelah ini," kata Rommy, dikutip dari podcast Total Politik, Selasa (27/2).

Rommy mengatakan beberapa caleg telah menghabiskan dana besar untuk kampanye mereka, tapi hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan jumlah yang dikeluarkan. Dia mencontohkan caleg menyebar uang dalam 200.000 amplop saat kampanye. Namun, orang tersebut hanya mendulang sekitar 20.000 suara.

Bahkan anggota parlemen atau inkumben pun berguguran. "Saya tadi dapat laporan misalnya Jambi, 4 dari 7 incumbent di Jambi tewas nggak masuk lagi," kata dia.

Rommy menghitung biaya yang dikeluarkan untuk pertarungan politik dalam Pemilu kali ini sangat tinggi. "Cost per unitnya lebih mahal, jauh lebih mahal dan menurut saya ini brutal, maka saya katakan Pemilu kali ini adalah Pemilu paling brutal," kata dia.

Penyebabnya, kata dia, karena masifnya pemberian bantuan sosial yang digulirkan pemerintah Jokowi yang dianggap untuk membantu kemenangan calon presiden nomor urut dua yakni pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.

"Kenapa ini terjadi? Karena suara mengalami inflasi akibat penggelontoran bansos secara ugal-ugalan yang dilakukan hanya sesaat sebelum Pemilu, sehingga suara di tingkat pemilih itu untuk yang dibagikan caleg gak ada harganya," kata Rommy.

Rommy menyoroti langkah pemerintah Jokowi yang membagikan bansos sekaligus jatah tiga bulan di Januari dan Februari atau sebelum pencoblosan. “Sehingga tiap penerima mendapatkan Rp 600 ribu plus 10 kg beras per kartu keluarga penerima manfaat tiap bulan,” kata dia.

Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud itu menambahkan, tim koalisi pendukung Prabowo-Gibran ini pun terang-terangan mempolitisasi pemberian bansos. Salah satunya, Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat kampanye di Kendal di Jawa Tengah mengaitkan pemberian bansos dengan cawapres Gibran Rakabuming, putra sulung Jokowi.

“Dia mengatakan bahwa ini programnya dari siapa bu? dari pak Jokowi, Pak Jokowi baik gak bu? baik. Itulah kenapa Pak Jokowi harus kita bantu sekarang anaknya maju menjadi calon wakil presiden,” kata Rommy.

Sebelumnya Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Afriansyah Noor mengakui Jokowi akan memberikan efek elektoral bagi Prabowo-Gibran. "Efeknya pasti ada. Gibran ini kan putranya presiden. Tapi tidak langsung Pak Jokowi perintahkan orang milih pasangan 02," kata Afriansyah kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...