Chico Hakim hingga Burhanuddin Muhtadi Soroti Kenaikan Suara PSI
Sejumlah tokoh politik dan pemimpin lembaga survei menyoroti kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang bertambah secara signifikan dalam real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud Chico Hakim, hingga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai ada yang aneh dengan kenaikan suara PSI tersebut.
Romahurmuziy atau yang lebih akrab disapa Romy membahas kenaikan suara PSI lewat unggahan di akun Instagram @romahurmuziy. Ia membandingkan kenaikan suara PSI itu dengan pergerakan perolehan suara partainya.
"Pola kenaikan suara PSI bukan hanya tidak wajar. Melainkan juga tidak masuk akal menurut beberapa surveyor karena berdasarkan perhitungan, berarti ada beberapa TPS yang suara PSI mencapai 50%," tulis Romy, pada Sabtu (2/3).
Jika perolehan suara PSI tersebut tidak dikoreksi, Romy mengatakan DPP PPP akan meminta hal ini sebagai bagian yang harus dibongkar dalam pembahasan hak angket di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Saya mohon atensi KPU RI dan Bawaslu RI secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama," kata Romy dalam unggahan tersebut.
Chico Hakim, Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, mendukung pernyataan Romy tersebut. Menurutnya, selama ini PPP selalu memperoleh hasil Pemilu di atas hasil survei karena partai tersebut memiliki sebaran pemilih di kantong-kantong Islam di seluruh Indonesia yang merata dibandingkan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terkonsentrasi di Jawa Timur (Jatim). Ia menyebut dalam penghitungan suara sebelum Pemilu, suara PPP aman di atas 4%.
"Namun, seperti kita sudah ketahui bahwa Pemilu ini sarat dengan dugaan intervensi brutal dari kekuasaan yang diduga melibatkan aparat sipil negara (ASN), TNI-Polri, dan penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) sejak awal masa kampanye bahkan sebelumnya. Naiknya secara signifikan suara PSI dan turunnya suara PPP semakin menegaskan bahwa ada penggelembungan suara dengan mengambil suara dari partai lain," ujar Chico dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/3).
Chico mengatakan jika hal seperti ini terus terjadi hingga akhir penghitungan suara, masyarakat akan menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden yang menghilangkan sejarah Partai Ka’bah (yang mendukung Ganjar–Mahfud) dari Indonesia akibat dukungannya ke PSI.
"Rekayasa penggelembungan suara PSI harus ditolak karena memang sejak awal diduga PSI seharusnya tidak lolos sebagai peserta Pemilu. Hanya campur tangan kekuasaan lah yang membuat PSI lolos," kata Chico.
Sementara itu, Burhanuddin Muhtadi menyebut peningkatan suara PSI "meledak" hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Hal itu terungkap dalam cuitannya di akun X (Twitter) @BurhanMuhtadi ketika menanggapi pertanyaan dari pengguna X @ferrykoto mengenai data real count KPU mengenai perolehan suara partai yang anomali.
Burhanuddin menyebut naik turunnya perolehan suara PKB smooth (berjalan mulus) sejak awal. Demikian pula dengan partai-partai lainnya. "Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin, Sabtu (2/3).
Data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Sabtu (2/3) pukul 17.00 WIB menunjukkan jumlah suara mencapai 65,76% dari seluruh TPS. PSI meraih 2.403.342 suara atau 3,13% sedangkan pada awal real count posisi suara PSI hanya sekitar 2,5%.
Provinsi Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar suara PSI di Indonesia dengan 547.605 suara. Jawa Tengah dengan 405.204 suara menyusul di posisi kedua dan Jawa Barat di posisi ketiga dengan 373.722 suara. DKI Jakarta dengan 155.409 suara dan Lampung dengan 110.918 suara masing-masing di posisi keempat dan kelima penyumbang suara bagi PSI.
Pada akhir Februari, PSI masih optimistis lolos ambang batas parlemen 4% di Pemilu 2024. Survei internet PSI menunjukkan tren perolehan suara pemilihan legislatif DPR mencapai di atas 4%.
Juru Bicara PSI Cheryl Anelia Tanzil mengatakan survei internal PSI saat sebelum pemilu berada di atas 5%. Sementara hasil exit poll setelah pencoblosan di atas 4%.
"Kami optimis lolos parlemen, masih ada suara 70 jutaan suara yang belum dihitung oleh real count KPU,” kata Cheryl lewat pesan singkat WhatsApp pada Rabu (28/2).