Suara PSI Melonjak Pesat, Ini Kata KPU
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan disahkan KPU bukan data yang ditampilkan dalam situs real count, melainkan berasal dari rekapitulasi berjenjang. Pernyataan ini disampaikan anggota KPU Idham Holi menanggapi ramainya pemberitaan ihwal lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dianggap janggal oleh warganet selama enam hari terakhir di laman Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Idham mengatakan Undang-Undang Pemilu menegaskan perolehan suara peserta pemilu yang disahkan berdasarkan rekapitulasi resmi yang dilakukan mulai dari PPK, KPU kabupaten/kota, KPU Provinsi, dan KPU RI. "Saat ini rekapitulasi berjenjang masih dilakukan. Biar rekapitulasi berjenjang saja yang bicara soal angka-angka," kata dia Sabtu (2/3/2024).
Ia mengelak menanggapi anomali data raihan suara PSI yang melonjak hingga 400 ribu suara dalam enam hari terakhir yang membuat partai itu terus mendekati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4%. Sepanjang hampir sepekan terakhir, hanya partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo, yang mendapatkan tambahan suara drastis.
Hasil real count terhadap 530.776 tempat pemungutan suara (TPS) per Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB, menunjukkan PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68%. Menurut pantauan Katadata dari situs web pemilu2024.kpu.go.id, perolehan suara PSI melonjak pesat menjadi 2.403.071 suara atau 3,13% pada Sabtu (3/3/2024) pukul 10.00. Adapun jumlah tempat pemungutan suara bertambah dari 530.776 TPS menjadi 541.645 TPS.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan penambahan suara tersebut wajar dan meminta semua pihak tidak tendensius. "Penambahan selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI, Sabtu (2/3/2024).