Hasto Respons Isu Jokowi Merapat ke Golkar, Singgung Pragmatisme
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi isu Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang bakal bergabung dengan Partai Golkar. Menurutnya, hal ini bisa menunjukkan bagaimana jati diri seseorang, salah satunya tampak dari konsistensinya terhadap pilihan parpol.
“Rakyat juga akan tahu mana yang kemudian membesarkan, mana yang kemudian memakai cara-cara pragmatis demi kekuasaan,” ujar Hasto saat ditemui usai acara Election Talk keempat di Auditorium Juwono Sudarsono Universitas Indonesia, Kamis (7/3).
Hasto juga menyatakan Jokowi pernah tidak cocok dengan PDIP karena adanya permintaan perpanjangan tiga periode. Meski itu tidak dikabulkan oleh PDIP, Jokowi masih anggota secara aktif.
“Dan itu konstitusi, mengatur keanggotaan, itu stelsel aktif,” kata Hasto.
Sebelumnya isu yang beredar adalah Jokowi bakal didapuk jadi Ketua Umum Partai Golkar, menggantikan Airlangga Hartarto. Merespon hal ini, Mantan Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla, mengatakan hal lain.
Menurutnya partai itu terbuka dengan semua orang yang ingin bergabung. Kendati demikian, ada syarat yang harus dipenuhi bila ingin menjadi ketua umum partai.
“Untuk jadi ketua, minimal lima tahun jadi pengurus dulu.” kata mantan Ketua Umum Golkar itu saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (1/3).
Pandangan serupa dilontarkan oleh Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar, Idrus Marham. Ia mengatakan belum ada pembicaraan terkait potensi Jokowi memimpin partai berlambang beringin itu. Keputusan akan diambil saat Musyawarah Nasional atau Munas.
“Artinya tertinggi betul itu (Munas), bagaimana Golkar ke depan nasibnya ada di Munas,” kata Idrus di Markas Tim Kajian Strategis TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis (29/2).