Pemerintah Kaji Penambahan Armada Pesawat untuk Mudik Lebaran 2024

Muhamad Fajar Riyandanu
13 Maret 2024, 18:01
Pesawat
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Dua pesawat siap mendarat dan lepas landas dari Run Way Juliet sisi utara di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah berencana menambah armada pesawat terbang untuk mengantisipasi lonjakan pemudik selama libur Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pemerintah akan mengupayakan jumlah armada pesawat saat mudik bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. 

“Kami tugasnya adalah memastikan agar jumlah pesawat bisa lebih banyak dioperasikan di Indonesia, masih ada kekurangan antara 300-350 pesawat maka harus segera datangkan,” kata Sandiaga kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (13/3).

Menurut Sandiaga, penambahan jumlah pesawat terbang dapat meningkatkan ketersediaan kursi sekaligus menekan harga tiket menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Ia pun meminta masyarakat yang ingin melaksanakan mudik agar segera memesan tiket sejak jauh hari untuk menghindari kenaikan harga tiket.

“Jangan tunggu akhir-akhir, karena akan makin meningkat harganya. Pastikan juga semua perencanaan dilakukan di minggu pertama Ramadan,” ujar Sandiaga.

Lebih lanjut, Sandiaga mengimbau pihak perkantoran agar memberikan opsi Work From Home (WFH) dan Work From Destination (WFD) kepada karyawan agar dapat melakukan mudik lebih awal. Tak hanya itu, Sandi berharap agar dunia usaha dapat membantu dalam merealisasikan Tunjangan Hari Raya (THR) agar dapat cair lebih cepat.

"Masyarakat bisa merencanakan berangkat mudik lebih awal sehingga masih bisa mendapatkan tiket yang harganya terjangkau,” kata Sandiaga.

Pergerakan masyarakat secara nasional selama Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. Angka ini meningkat dibandingkan momen serupa pada tahun lalu yang mencapai 123,8 juta jiwa.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, angka tersebut berdasarkan hasil survei yang melibatkan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan para pakar serta akademisi terkait. Pemerintah akan melakukan kebijakan efektif untuk mengantisipasi lonjakan pemudik.

"Pengaturan waktu mudik, diskon tarif transportasi massal, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif tol hingga pengaturan lalu lintas akan kami lakukan," kata Budi, Selasa (12/3).

Dalam survei tersebut, daerah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Timur sebesar 16,2% atau 31,3 juta orang, disusul Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) sebesar 14,7% atau 28,43 juta orang dan Jawa Tengah sebesar 13,5% atau 26,11 juta orang.

Untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah 31,8% (61,6 juta orang), Jawa Timur 19,4% (37,6 juta orang), dan Jawa Barat 16,6% (32,1 juta orang). Mayoritas masyarakat memiliki kereta api sebagai angkutan mudik. Jumlahnya mencapai 20,3% (39,32 juta orang). Lalu, bus 19,4% (37,51 juta), mobil pribadi 18,3% (35,42 juta), dan sepeda motor sebesar 16,07% (31,12 juta).

Perkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024 (dimulainya cuti bersama). Potensi pergerakannya diperkirakan mencapai 26,6 juta orang (13,7%). Sedangkan perkiraan puncak hari balik adalah H+3 yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2%).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...