Legowo Tak Lolos ke Parlemen, PSI Tak Ajukan Gugatan ke MK
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku legowo menerima hasil rekapitulasi suara Pemilu yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (20/3) semalam.
KPU menetapkan partai pimpinan Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep tersebut hanya mengantongi 4,26 juta coblosan atau 2,81% suara. Hasil ini membuat PSI tak dapat menempatkan kadernya ke parlemen Senayan karena terhalang ambang batas parlemen 4% suara nasional.
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep mengaku legowo atas keputusan tersebut. Dia mengatakan KPU telah melaksanakan tugasnya dengan baik pada Pemilu tahun ini.
"Secara persentase PSI 2,81%. Sudah pasti tidak lolos ke Senayan,"kata Kaesang di Kantor DPP PSI Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (21/3).
Kaesang menambahkan, hasil PSI pada Pemilu tahun ini akan menjadi bahan evaluasi partai untuk ikut kembali ke dalam pemilihan umum 2029. "Kami akan evaluasi diri supaya nanti di 2029 bisa lebih baik," ujar Kaesang.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, upaya untuk menggugat hasil Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan hal sulit, mengingat suara yang diperoleh PSI punya selisih yang besar dengan hasil rekapitulasi KPU. "Kalau saya pikir kalau selisihnya sedikit mungkin masih bisa gugat, tapi ini selisihnya cukup jauh ya," kata Grace, di lokasi yang sama.
Grace sebelumnya mengklaim survei internal PSI menunjukkan tren perolehan suara Pileg DPR di atas 4%. Hal ini mengacu pada perolehan suara partai di daerah juga beranjak naik signifikan, terutama di kawasan Indonesia bagian Timur.
Kendati demikian, hasil survei internal tersebut tak selaras dengan hasil akhir hitung suara KPU. "Dalam perkembangannya kami tahu semua data tidak seperti di lapangan, kami kan tidak bisa membiayai semua saksi. Intinya kami legowo dan akan evaluasi," ujar Grace.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni menguraikan ada enam kader PSI yang gagal duduk di kursi parlemen meski mendapatkan suara terbanyak di daerah pemilihan (dapil). Mereka harus mengubur impian masuk ke Senayan karena PSI tak lolos ambang batas.
Sejumlah kader PSI tersebut diantaranya adalah Grace Natalie dari dapil Jakarta III. Di dapil yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kabupaten Kepulauan Seribu itu, Grace meraup 193.556 suara.
Selain Grace, juga ada sosok Ade Armando yang berlaga di dapil Jakarta II meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri. Ade Armando meraih suara terbanyak mencapai 72.245 pemiliih.
Isyana Bagoes Oka juga mengalami nasib serupa. Dia meraih suara terbanyak di dapil Banten III Tangerang raya dengan 78.140 coblosan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil akhir Pemilihan Umum 2024 pada Rabu (20/3) malam. Berdasarkan hasil penetapan yang dilakukan KPU, 8 dari 18 partai politik lolos ke Senayan lantaran memperoleh suara lebih dari ambang batas parlemen 4%. Dalam catatan KPU total suara sah dalam pemilihan legislatif 2024 sekitar 164 juta.
Komposisi partai politik yang lolos ke parlemen tidak jauh berbeda dengan hasil Pemilu 2019. Dari sembilan partai yang saat ini memiliki wakil di DPR, hanya satu partai yang tidak lolos yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Partai berlogo Ka’bah itu hanya mengantongi 5,87 juta suara atau setara 3,87%. Jumlah ini kurang dari syarat minimal partai bisa lolos ke senayan yaitu 4% seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Selain PPP, partai lain yang sempat digadang dan percaya diri masuk Senayan adalah PSI. Namun hasil KPU menunjukkan PSI hanya mengantongi 2,81% suara.