Demokrat Jelaskan Alasan AHY Sebut Partai Hancur Bila di Koalisi Anies

Ringkasan
- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan bahwa partai dapat mengalami kehancuran jika terus bergabung dengan Koalisi Perubahan, dan pernyataan ini dijelaskan oleh Herman Khaeron dengan menyatakan bahwa pandangan AHY harus dipahami dalam konteks yang lebih luas.
- Penjelasan tentang potensi kehancuran Partai Demokrat berkaitan dengan kemampuan partai untuk berkontribusi kepada rakyat. Bergabung dengan pemerintahan saat ini, yang diwakili oleh Koalisi Indonesia Maju dan mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dianggap sebagai posisi yang memungkinkan partai untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan tetap di oposisi.
- AHY merasa puas dengan posisi Partai Demokrat saat ini dalam pemerintahan dan menganggap bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju sebagai keputusan yang benar, berbeda dengan jika partai tersebut tetap mendukung Anies Baswedan melalui Koalisi Perubahan yang sebelumnya dianggap dapat menyebabkan kerugian bagi partai.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Herman Khaeron, menjelaskan alasan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan soal potensi kehancuran partai bila Demokrat lanjut bergabung dengan Koalisi Perubahan. Menurut Herman, pernyataan AHY harus dilihat dalam konteks yang utuh, bukan dipotong khusus ke pernyataan kehancuran partai.
Herman menjelaskan ada tiga alasan mengapa AHY mengatakan hal itu. Pertama, Herman bilang bagaimanapun partai berekspektasi untuk berkontribusi pada rakyat.
“Dengan bergabung dengan Pak Prabowo tentu sekarang ada di pemerintahan. Artinya kita bisa melakukan banyak hal yang tentu ini berkontribusi kepada rakyat,” ujar Herman pada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/3).
Herman juga mengatakan pada dasarnya mereka masih bisa berkontribusi di parlemen karena jumlah perolehan suara masih melewati ambang batas parlemen alias parliamentary threshold. Ketiga, ia tidak setuju dengan beroposisi karena tidak akan berkontribusi maksimal pada rakyat.
“Jadi jika kami bergabung dengan koalisi yang lama, tentu kontribusi itu tidak akan seoptimal ketika berada di pemerintahan. Saya kira itu yang dimaksud,” kata Herman.
Sebelumnya, Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono soal nasib partainya usai pindah koalisi menuai kontroversi. AHY mengaku puas dengan posisi partainya saat ini dan bersyukur bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Umum Partai Demokrat ini kemudian mengatakan nasib Demokrat bisa saja berbeda jika masih bertahan dengan pilihan capres sebelumnya. Sebagai informasi, Demokrat sebelumnya bergabung dengan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan.
"Coba kita masih di tempat yang lama (mendukung Anies), hancur lebur," kata Agus di acara silaturahmi dan buka puasa Partai Demokrat di Jakarta Selatan, Sabtu (25/3) dikutip dari Antara.