Jelang Lebaran, Investor Asing Tinggalkan Pasar Keuangan Rp1,3 Triliun

Ira Guslina Sufa
30 Maret 2024, 11:59
Investor
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/Ak/nz
Truk peti kemas melintas di IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (7/12/2023). 
Button AI Summarize

Dua pekan menjelang libur lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah investor asing tercatat lebih banyak keluar dari pasar keuangan Indonesia. Berdasarkan data transaksi yang dirilis Bank Indonesia, selama 25-28 Maret 2028 investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp 1,36 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan selama sepekan terakhir sebenarnya juga tercatat dana asing yang masuk di pasar saham dan pasar SBN. Namun aksi pasar lebih didominasi dengan penjualan surat berharga negara atau SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Terdiri dari beli neto Rp0,97 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,59 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,74 triliun di SRBI,” ujar Erwin seperti dikutip, Sabtu (30/3).

Menurut Erwin, selama tahun 2024 berdasarkan data setelmen sampai denga 27 Maret 2024 tercatat nonresiden jual neto Rp 33,31 triliun di pasar SBN. Selanjutnya nilai beli neto Rp28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp20,05 triliun di SRBI.

Selain itu Bank Indonesia mencatat premi risiko yang dikenakan saat penerbitan instrumen utang atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia dalam 5 tahun per 27 Maret 2024 berada di posisi 71,39 bps. Nilai ini naik dibandingkan 22 Maret 2024 sebesar 70,90 bps. 

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Erwin.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada Rabu (27/3)  ditutup pada level Rp15.850 per dolar AS. Di sisi lain, imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun meningkat ke level 6,70%. Demikian juga dengan imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun yang turun ke level 4,19%. 

BI memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait sekaligus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan demi pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...