Top News: Kinerja GOTO Tanpa Tokopedia, DailySocial PHK Semua Pegawai
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja mengumumkan kinerja keuangan triwulan pertama pada 2024. Ini menjadi kinerja keuangan pertama kalinya perusahaan, sejak dekonsolidasi dengan Tokopedia.
GOTO mengumumkan peningkatan kinerja keuangan pada triwulan pertama 2024, dengan berhasil menekan kerugian bersih sebesar 76% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Kemudian pendapatan bersih naik 22%.
Performa ini menandai peningkatan profitabilitas GOTO di semua segmen bisnis, sejalan dengan target manajemen untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan menjadi impas pada 2024.
Kinerja GOTO menjadi salah satu artikel terpopuler. Selain itu, ketahui juga bagaimana perubahan kebijakan terkait pembatasan bawa barang dari luar negeri, serta aliran duit gratifikasi Syahrul Yasin Limpo.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Simak Tiga Fakta Menarik Kinerja GOTO Pertama Tanpa Tokopedia
Perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja mengumumkan kinerja keuangan triwulan pertama tahun 2024.
Profitabilitas GOTO membaik di tengah peningkatan kinerja di setiap segmen bisnisnya. Gojek Tokopedia berhasil menekan kerugian bersih 76% dibanding periode sama kuartal pertama tahun sebelumnya Rp 3,86 triliun.
Sementara, pendapatan bersih meningkat 22% menjadi Rp 4,07 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 3,33 triliun.
GOTO secara konsolidasian memangkas kerugian EBITDA yang disesuaikan pada kuartal I-2024 sebesar 89% dibandingkan kuartal tahun sebelumnya menjadi Rp 102 miliar apabila mengacu pada pro-forma keuangan dengan asumsi dekonsolidasi Tokopedia sejak awal Januari 2023.
2. Laba Astra Turun 14% jadi Rp 7,46 Triliun di Q1 2024, Ini Penyebabnya
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 7,46 triliun per kuartal satu 2024.
Laba yang diperoleh oleh perusahaan mengalami penurunan 14,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 8,71 triliun.
Melansir laporan keuangan perusahaan, pendapatan ASII per kuartal I 2024 terkikis 2,13% menjadi Rp 81,2 triliun. Raihan pendapatan Astra International di periode kuartal pertama 2023 sebanyak Rp 82,98 triliun.
3. Bawa Baju Hingga Tas dari Luar Negeri Kini Tak Lagi Dibatasi Jumlahnya
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan merevisi Peraturan Menteri Perdagangan No. 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dengan menerbitkan Permendag No. 7 Tahun 2024.
Revisi aturan tersebut, antara lain mencabut pembatasan jumlah barang bawaan penumpang dari luar negeri, seperti baju, tas, hingga sepatu.
Zulkifli mengaku telah menandatangani beleid anyar tersebut kemarin malam, Senin (29/4).
Ia menjelaskan ada tiga aspek yang berbeda pada Permendag No. 7 Tahun 2024, yakni dikeluarkannya komoditas bahan baku terigu dari daftar larangan terbatas, perubahan ketentuan barang impor milik Pekerja Migran Indonesia atau PMI, dan ketentuan jumlah barang bawaan impor penumpang.
4. Startup DailySocial Disebut PHK Seluruh Pegawai, Beralih ke AI
Startup media teknologi DailySocial disebut-sebut melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap seluruh pegawai.
Di bawah manajemen baru, perusahaan rintisan ini kini berfokus pada kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
DealStreetAsia melaporkan, DailySocial melakukan restrukturisasi besar-besaran pada bisnis. Salah satu dampaknya, startup ini melakukan PHK terhadap seluruh karyawan.
Berdasarkan laman LinkedIn, DailySocial memiliki 32 karyawan. Katadata.co.id mengonfirmasi kabar PHK tersebut kepada CEO Rama Mamuaya, namun ia tidak berkomentar.
Meski begitu, ia menyertakan keterangan pers mengenai langkah selanjutnya dari DailySocial. Startup ini mengumumkan pemilik mayoritas baru yakni DiscoveryShift.
5. Aliran Duit Gratifikasi SYL dari Biaya Skincare Anak hingga NasDem
Persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) mengungkap aliran uang dalam kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi dengan terdakwa eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Para saksi membeberkan uang dari Kementan mengalir untuk kepentingan pribadi SYL hingga anak-cucunya.
Saat ini SYL didakwa melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar.
Dia didakwa bersama dua mantan anak buahnya, yakni Sekjen Kementan nonaktif Kasdi dan Direktur Kementan nonaktif M Hatta.
Biro Umum Kementan memaparkan kementerian diminta membayar tagihan kredit SYL yang mencapai ratusan juta rupiah. Mereka juga perlu menyediakan beragam pengeluaran keluarga SYL seperti biaya skincare anak SYL, Indira Chunda Thita, hingga membelikan kendaraan mewah.