Megawati Sebut Perindo, PPP dan Hanura Tetap Setia dengan PDIP
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut tiga partai politik pengusung capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tetap setiap bersama PDIP.
Mereka adalah Perindo, PPP dan Hanuara. Hal ini berdasarkan pembahasan PDIP bersama Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang dan Plt Ketum PPP Mardiono.
“Ketiga Bapak ini bilang, masih mau ikut PDIP. Untuk itu, saya tentunya sangat berbesar hati dan mengucapkan beribu-ribu terima kasih, karena sebetulnya harusnya begitulah tata krama yang namanya di negara kita ini,” kata Megawati dalam pidato politiknya saat Rakernas Kelima PDIP di Ancol, Jakarta pada Jumat (24/5).
Mega mengatakan, PDIP tidak bisa membentuk koalisi karena sistem ketatanegaraan Indonesia mengacu pada sistem presidensial. “Jadi bukan parlementer. Sebetulnya kita ini tidak ada koalisi, jadi oposisi memang agak susah sebetulnya. Karena, kalau tidak ikut, lalu apa ya? Jadi saya bilang kepada mereka bertiga, kerja sama,” ujarnya.
Megawati juga menyinggung soal sikap politik PDIP terhadap pemerintahan Prabowo Subianto. "Bagaimana sikap PDIP terhadap pemerintahan ke depan? tentu harus dicermati dengan seksama, partai harus mendengarkan semua suara akar rumput dari yang berteriak-teriak sampai sayup-sayup," kata Megawati.
Oleh karena itu, kata Megawati, PDIP akan terus berjuang bagi terlembaganya demokrasi yang sehat. Hal ini yang menjadi bagian dari skala prioritas PDI di Rakernas kelima ini.
Dia melanjutkan, bahwa yang dipikirkan partai saat ini adalah terkait tanggung jawab agar berbagai persoalan yang berkaitan dengan perekonomian rakyat bisa mendapay perhatian serius. Sehingga tidak mempersempit ekonomi dengan hanya mengundang para investor.
"Perekonomian bersentuhan dengan hak rakyat untuk mendapatkan pekerjaan, penghidupan yang layak, ketersediaan pangan dengan harga terjangkau dan bagaimana merancang jalan Indonesia yang tentunya dapat berdiri di atas kaki sendiri,” kata dia.
Dia mengumpamakannya dengan berdiri di atas kaki sendiri, yang diartikan sebagai bangsa yang dapat menggunakan kekuatannya sendiri dan tidak hanya menengadahkan tangan kepada para investor luar. “Saya bukan anti investor, tapi kerjakan dulu apa yang ada di dalam negeri. Jika tidak bisa, baru meminta bantuan kepada teman-teman dunia luar,” ujar Megawati.