Kapolri Soal Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88: Gak Ada Masalah
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara soal insiden penguntitan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Febrie Adriansyah oleh oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror alias Densus 88.
"Kan dengan Pak Jaksa Agung kan sudah sama-sama menyampaikan, enggak ada masalah," kata Listyo Sigit di Istora Senayan Jakarta pada Senin (27/5).
Dia pun menegaskan bahwa dirinya tak memiliki masalah dengan Kejaksaan Agung. "Ya sudah enggak ada masalah. Memang nggak ada masalah apa-apa juga," ujarnya.
Sikap serupa juga diperlihatkan oleh Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin. Pernyataan Burhanuddin disampaikan menimpali komentar dari Kapolri saat keduanya bersalaman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/5).
Setengah bercanda, Kapolri menyinggung adanya kehebohan. Pernyataan tersebut langsung direspons oleh Burhanuddin. "Enggak ada masalah," ujarnya.
Kejadian tersebut turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto. Hadi bahkan sempat menggandeng keduanya. "Ingat ya, ini sudah bergandengan lho," ujar Hadi kepada awak media.
Sebelumnya, satu anggota polisi dari satuan Densus 88 ditangkap pada Minggu (19/5) karena diduga membuntuti Jampidsus Febrie Adriansyah. Keesokan harinya, pasukan Brimob konvoi mengitari Gedung Kejagung pada Senin (20/5).
Kemudian Personel Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia (Puspom TNI) mengamankan Gedung yang terletak di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan itu. Berdasarkan unggahan akun resmi media sosial instagram @puspomtni pada Jumat (24/5), hal itu demi memastikan keamanan dan ketertiban di lingkungan tersebut.
Tak hanya itu, personel Polisi Militer TNI dikerahkan guna melakukan pengamanan khusus yang dipimpin oleh Letnan Satu (Pom) Andri. Personel Puspom TNI juga bekerja sama dengan pihak keamanan internal Kejaksaan Agung serta aparat penegak hukum lainnya untuk mengantisipasi potensi ancaman.
“Langkah ini diambil sebagai respons atas kekhawatiran dan ancaman yang dirasakan setelah kejadian tersebut,” demikian tertulis di akun Puspom TNI, Jumat (24/5).