Sederet Masalah Pelaksanaan Haji 2024
Pelaksanaan haji 1445 Hijriah diwarnai berbagai permasalahan. Saking banyaknya masalah dalam pelaksanaan haji 2024, Tim Pengawas Haji DPR sampai berencana membentuk panitia khusus atau pansus untuk menyelidikinya.
Berbagai masalah dalam pelaksanaan ibadah haji 2024 dialami jemaah haji Indonesia, mulai dari keberangkatan hingga pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Menurut Timwas Haji DPR, pemerintah seolah tidak belajar dari waktu-waktu sebelumnya dengan kekurangan dan ketidakberesan yang terus berulang.
Timwas Haji menilai persoalan pelaksanaan haji saat ini sangat serius. Salah satu masalah yang terjadi dalam pelaksanaan haji 2024 adalah manajemen dan fasilitas yang disediakan pemerintah tidak memadai terutama bagi jamaah lanjut usia.
Lantas apa saja masalah yang dialami jemaah haji dalam pelaksanaan ibadah haji 2024? berikut rangkumannya:
Masalah yang Menjadi Keluhan Jemaah Haji 2024
- Keterlambatan Jadwal Transportasi
Ketua Timwas Haji DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar menemukan adanya keterlambatan transportasi dari jadwal yang semestinya. Salah satunya bus yang akan mengantar jemaah menuju Arafah. Pemberangkatan armada transportasi jemaah asal Indonesia ke Arafah itu dimulai pada Jumat, 14 Juni 2024.
“Saya menemukan fakta, janjinya mobil (datang) jam tujuh, ada yang jam enam. Tapi sampai pagi ini belum datang,” kata Muhaimin usai melepas jemaah haji Indonesia ke Arafah di Makkah, Arab Saudi, Jumat, 14 Juni 2024.
Tak hanya hanya itu, keterlambatan juga terjadi pada penerbangan pesawat. Penerbangan pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jemaah haji asal Indonesia menuju Tanah Suci, sempat tertunda hingga empat jam. Salah satunya keberangkatan jemaah haji kloter 43 Embarkasi Solo (SOC-43) pada Kamis, 23 Mei 2024, yang terlambat akibat kerusakan pesawat.
Rencananya, lebih dari seribu jemaah yang tergabung dalam kloter 41, 42, dan 43 Embarkasi Solo terbang pukul 07.40 WIB. Namun, jemaah yang sudah berada di lokasi fastrack Bandara Solo dikembalikan ke asrama haji karena perbaikan yang diperkirakan membutuhkan waktu lama.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani pada 23 Mei lalu mengungkapkan telah menegur keras pihak maskapai Garuda Indonesia terkait hal ini. Dia mengaku mendapat laporan bahwa jemaah haji SOC-41 marah besar dan kecewa dengan pelayanan Garuda Indonesia karena keberangkatannya tertunda sampai empat jam.
- Kapasitas Tenda Jemaah Haji yang Kurang Memadai
Muhaimin yang juga menjabat wakil Ketua DPR mengkritik keras kondisi tenda jemaah haji Indonesia di Mina yang sempit dan tak sesuai kapasitas. "Jemaah tidur berhimpitan kayak sarden dan di lorong sempit antartenda," ujarnya dalam akun media sosial X pribadinya @cakimiNOW.
Dia mengatakan hal tersebut dikarenakan tenda-tenda jemaah haji Indonesia di Mina diisi dengan penggunaan berlebih. Setiap satu orang jemaah hanya mendapat ruang 0,8 meter, dan banyak yang tidur di lorong antartenda. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat banyaknya lansia di antara jemaah haji Indonesia yang memerlukan ruang lebih luas agar bisa beristirahat dengan layak
Dia mengungkapkan adanya ketidakadilan dalam penentuan tenda jemaah haji. Karena di sisi lain, muhaimin mendapatkan informasi adanya tenda-tenda lain yang justru lebih luas yang diisi sedikit orang. Dia pun mengusulkan ke depannya agar setiap tenda harus sama ukurannya untuk setiap orang.
- Jemaah Haji Mendapatkan Makanan Basi
Permasalahan lain dalam pelaksanaan ibadah haji saat ini adalah terkait katering. Sejumlah jemaah haji mengeluhkan mereka mendapatkan makanan yang sudah basi dan tidak layak dikonsumsi. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Timwas Haji Endang Maria Astuti beberapa waktu lalu.
Selain makanan yang basi, kualitas makanan jemaah haji juga dinilai buruk. Menurut Endang, menu makan siang jemaah haji didominasi karbohidrat, tanpa sayuran dan hanya ditambah ikan. Dia menyebut komposisi makanan seperti itu sangat berbahaya bagi kesehatan jemaah. Dia juga meminta agar kontrak katering untuk jemaah haji dievaluasi guna mencegah penyimpangan pada kualitas makanan.
Tambahan Kuota Haji Reguler dialihkan untuk Haji Plus dan Furoda
Pada musim haji tahun ini Indonesia mendapatkan tambahan 20 ribu kuota haji dari pemerintah Arab Saudi. Namun, setengah atau 50 persen kuota tambahan tersebut malah diperuntukan bagi ONH Plus dan Furoda, sisanya untuk haji reguler.
Timwas Haji DPR mengatakan bahwa pengalihan 10 ribu kuota haji tambahan ke ONH Plus dan Furoda melanggar undang-undang dan kesepakatan yang ada. Pemerintah pun tidak pernah mengkonsultasikan hal ini dengan DPR.
Sebab, berdasarkan aturan yang berlaku, kuota haji plus atau furoda tidak boleh lebih dari 8 persen dari kuota tambahan. Artinya, jatah untuk haji plus dan furoda seharusnya hanya 1.600 orang dari kuota tambahan 20 ribu orang. Tapi faktanya pemerintah mengalokasikan 50 persen atau 10 ribu kuota tambahan di luar haji reguler.
Pemerintah Sebut Pelaksanaan Haji 2024 Lancar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengakui ada sejumlah catatan dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Pemerintah pun bakal melakukan evaluasi menyeluruh sebagai bahan perbaikan pelaksanaan haji mendatang. Adapun Indonesia kembali mendapat kuota 221.000 jemaah pada operasional haji 1446 Hijriah/2025 tahun depan.
Meski terdapat sederet permasalahan dan keluhan jemaah haji, pemerintah menyatakan pelaksanaan ibadah haji 2024 berjalan lancar dan sukses. Menag Yaqut mengungkapkan beberapa indikator kesuksesan tersebut.
Pertama, pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar. Yaqut mengatakan kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jemaah yang tidak bisa digantikan karena proses visa sudah ditutup. Menurut Yaqut angka kuota haji yang tidak terserap ini merupakan yang terkecil dalam lebih 10 tahun terakhir.
Kedua, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan, baik di Madinah maupun Makkah juga berjalan lancar. Ia mengklaim jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.
Layanan fast track atau layanan keimigrasian Arab Saudi yang ditempatkan di bandara keberangkatan untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar. Layanan katering tetap diberikan hingga jelang puncak haji.
Ketiga, proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.
Bahkan, kata Yaqut, Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, dan pada pukul 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah.