Pyridam Farma Akuisisi Farmasi Australia, Targetkan Genjot Kinerja
Emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) resmi mengakuisisi saham perusahaan farmasi Australia yakni Probiotec Limited. Pyridam optimis dapat memperbaiki kinerja di tahun ini seiring langkah akuisisi saham perusahaan Australia tersebut.
Akuisisi PYFA ini belum memberikan dampak yang signifikan pada perusahaan dalam jangka pendek. Sebab Pyridam membutuhkan waktu untuk Kembali memperhitungkan keseluruhan target pendapatan, laba hingga capital expenditure atau belanja modal.
"Tapi kami optimistis kuartal dua, kuartal tiga akan lebih membaik," kata Direktur Pyridam Farma Paulus Widjanarko kepada wartawan, Senin (24/6).
Kinerja perusahaan menurun seiring melemahnya pasar farmasi di Indonesia pada kuartal pertama. Pyridam Farma membukukan kerugian Rp 45,31 miliar per kuartal pertama 2024. Rugi perusahaan farmasi ini bengkak 268 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,31 miliar.
Pyridam Farma mengakuisisi 100% saham Probiotec Limited dengan nilai AU$ 252 juta. Perusahaan farmasi Australia ini bekerja sama dengan beberapa merek terkemuka yakni Johnson & Johnson, Pfizer, iNova, Blackmores dan lainnya.
Pyridam Farma menyebut beberapa alasan pengakuisisian Probiotec, yakni yang pertama ekspansi pasar. Melalui rencana transaksi perseroan dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Serta meningkatkan pangsa pasar grup perseroan di pasar internasional.
Kedua, akses kepada teknologi serta riset dan pengembangan (R&D) yang mumpuni.
"Dengan adanya rencana transaksi, grup PYFA dapat mendapatkan akses ke teknologi, penelitian, pengetahuan, dan pengembangan produk baru yang lebih mumpuni," kata Paulus. Serta dapat menghasilkan sinergi yang membawa dampak positif.
Ketiga, efisiensi operasional. Grup perseroan bisa meraih skala ekonomis yang lebih menguntungkan. Serta mengarah pada efisiensi dalam rantai pasokan, produksi, dan lainnya.
Keempat, akses kepada sumber daya. Pyridam memiliki kesempatan untuk dapat memanfaatkan sumber daya Probiotec. Seperti fasilitas produksi modern, jaringan yang luas, dan akses ke jaringan distribusi yang lebih baik.
