Alat Kesehatan pada 135 Fasilitas Kesehatan di Bali Berbahan Merkuri

Safrezi Fitra
29 Juni 2024, 11:04
Alat Kesehatan pada 135 Fasilitas Kesehatan di Bali Berbahan Merkuri, alat kesehatan mengandung merkuri
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/tom.
Ilustrasi alat kesehatan
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan sejumlah alat kesehatan pada ratusan fasilitas kesehatan di Bali mengandung merkuri. KLHK pun menarik lebih dari 2 ton alat kesehatan atau alkes tersebut.

“Khusus untuk wilayah Bali, alkes bermerkuri berasal dari 135 fasilitas layanan kesehatan di sembilan kabupaten/kota dengan berat mencapai 2,59 ton,” kata Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun KLHK Ari Sugasri, dikutip Antara, Jumat (28/6).

Mengutip situs KLHK, merkuri adalah unsur kimia dan merupakan logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup. Dampaknya terhadap kesehatan bisa menyebabkan kerusakan paru-paru, gangguan pencernaan, kerusakan ginjal, kerusakan sistem saraf pusat, cacat mental, kebutaan, kerusakan otak hingga gangguan pertumbuhan pada anak.

Penarikan alkes bermerkuri adalah amanat dari Peraturan Presiden RI Nomor 21 Tahun 2019 yang diturunkan dalam Peraturan KLHK Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pengolahan Alkes Berbahan Merkuri yang ditargetkan tuntas pada 31 Desember 2025.

Menurut Ari, selain Presiden dan KLHK, program juga didukung Kementerian Kesehatan dengan mengeluarkan Peraturan Nomor 41 Tahun 2029 Tentang Penghapusan dan Penarikan Alkes Bermerkuri di fasilitas pelayanan kesehatan atau fasyankes.

KLHK sendiri telah melakukan kegiatan penarikan alkes yang mengandung bahan merkuri sejak 2023. Hingga kini program tersebut sudah menjangkau enam provinsi di wilayah Jawa. Saat ini selain Bali, KLHK juga menyasar Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Kami telah berhasil menarik dan menghapus 61.140 unit alkes bermerkuri dengan berat mencapai 53,6 ton. Dalam kegiatan kali ini, KLHK menarik alkes dari 54 fasyankes di lima kabupaten dan dua kota dengan berat mencapai 800 kg dari kawasan NTB,” ujarnya.

Nantinya, alkes yang ditarik dari Bali dan NTB ini selanjutnya dilepas menuju tempat pengelolaan akhir yang berlokasi di wilayah Jawa. Adapun alkes bermerkuri yang ditarik meliputi jenis termometer, tensimeter dan dental amalgam

Saat ini merkuri hasil pengolahan itu dikirim ke sejumlah negara penerima, salah satunya Jepang. KLHK mengaku membutuhkan tempat khusus untuk pengolahan merkuri untuk jangka panjang.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...