Eks Direktur WHO Ungkap Fakta Obat di Indonesia Lebih Mahal dari India

Ira Guslina Sufa
7 Juli 2024, 20:49
Obat
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/wpa.
Pedagang menyiapkan sejumlah obat-obatan yang dijual di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Button AI Summarize

Mahalnya harga obat di Indonesia dibanding negara Malaysia menjadi perbincangan di media sosial dalam sepekan terakhir. Masyarakat mengkritik kebijakan pemerintah yang tak mampu mengendalikan harga obat di dalam negeri. 

Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menyebut kabar tersebut adalah fakta. Bahkan ia mengatakan harga obat di Indonesia juga jauh lebih mahal dibanding harga obat di India. 

“Sebenarnya informasi harga obat di negara kita memang relatif lebih mahal dari negara tetangga memang sudah lama sekali kita dengar, dan nampaknya belum kunjung teratasi sampai sekarang,” ujar Tjandra seperti dikutip Minggu (7/7). 

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi itu mengatakan ia sendiri menemukan langsung fakta murahnya harga obat di India dibanding Indonesia. Berdasarkan pengalaman berkantor di New Delhi India sejak 2015 hingga 2020 ia mengatakan banyak mendapat pesanan dari dokter di Indonesia untuk membelikan obat di India. 

“Pengalaman saya dan juga teman-teman lain menunjukkan mutu obat di India terjamin baik,” ujar Tjandra. 

Hal lain yang menurut dia penting bahwa setiap kemasan obat di India selalu tercantum harga jual. Hal itu membuat harga obat akan sama di manapun tempat membelinya, termasuk kalau berbeda kota. 

Penetapan harga standar yang tercantum di kemasan menurut Tjandra memiliki dua manfaat, Pertama masyarakat jadi tahu persis harganya karena tercetak di kemasan obat. Keuntungan kedua masyarakat memiliki kepastian soal harga meski membeli obat serupa di tempat berbeda. 

Ia mencontohkan harga 1 tablet Atorvastatin 20 mg di apotik di Jakarta adalah Rp 6.160 dan harga di India hanya 4,9 Indian rupees atau Rp 1000. Selanjutnya 1 tablet Clopidogrel 75 mg di Jakarta adalah  Rp 7.835 dan di India hanya 7,7 Indian rupees atau setara Rp 1.540. 

Demikian pula dengan Telmisartan 40 mg di Jakarta adalah Rp 5.198, dan harga di India hanya 7,4  Indian rupees atau setara Rp 1.500. Rata-rata perbandingan harga obat di India dan Indonesia menurut Tjandra mencapai 6 kali lipat. 

Tingginya harga menurut Tjandra juga berlaku untuk alat kesehatan. Hal itu menurut dia berdampak pada harga pelayanan kesehatan yang jadi lebih mahal. 

“Nampaknya ini salah satu alasan juga kenapa ada banyak laporan bahwa melakukan tindakan kesehatan tertentu di negara jiran memang lebih murah,” ujar Tjandra. 

Murahnya harga obat dan layanan kesehatan di luar negeri menurut Tjandra akan terus menjadi pendorong adanya jutaan kunjungan warga Indonesia ke luar negeri untuk berobat. Karena itu ia meminta pemerintah memberi perhatian khusus untuk membenahi sistem kesehatan di dalam negeri termasuk memastikan obat dan layanan kesehatan dapat diakses publik dengan harga murah.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...