Kementerian ESDM Uji Coba Perdana Biodiesel B40 untuk Kereta Api
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan uji coba perdana penggunaan bahan bakar biodiesel B40 untuk moda transportasi kereta api. Uji coba dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Senin (22/7).
"Hari ini kita melakukan seremoni untuk 'kick off' implementasi B40 di sektor kereta api, di sektor transportasi darat," ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi saat peluncuran.
Biodiesel B40 merupakan campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan 40 % bahan bakar nabati (BBN). Uji coba dilakukan untuk kereta api (KA) Bogowonto relasi Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta - Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Eniya mengatakan pemanfaatan B40 sebagai bahan bakar kereta api salah satunya bertujuan untuk efisiensi energi lantaran menghemat penggunaan solar. Menurut dia, optimalisasi sumber daya di sektor nabati juga mampu mempercepat pengurangan defisit neraca perdagangan di Tanah Air.
Lebih jauh ia memperkirakan penggunaan B40 bakal menghemat devisa negara hingga kisaran 9 miliar dolar AS. Hal ini lantaran pemakaian B35 sejak 2023 disebutkan telah menekan devisa sampai Rp122 triliun.
Selain itu, Eniya mengatakan penggunaan energi alternatif itu diharapkan berkontribusi menurunkan emisi karbon dari sektor transportasi. Saat ini transportasi menjadi salah satu penyumbang emisi karbon nomor dua setelah industri.
Eniya menjelaskan uji coba untuk sektor perkeretaapian akan berlanjut hingga hasilnya diperoleh pada Desember 2024. Adapun syarat minimum uji coba untuk sektor perkeretaapian membutuhkan waktu 1.200 jam perjalanan. Dengan asumsi waktu pulang-pergi (PP) KA dari Lempuyangan - Pasar Senen membutuhkan 22 jam maka diperlukan 50 kali PP atau sekitar dua bulan.
Kementerian ESDM memproyeksikan penggunaan B40 dapat diterapkan untuk seluruh jenis moda transportasi, termasuk berbagai alat berat. Setelah uji coba penggunaan B40 di sektor otomotif sukses pada 2023, tahun ini menyasar alat mesin pertanian (alsintan) dan sektor perkeretaapian.
Berikutnya, sektor pertambangan atau alat berat, serta alat perkapalan, dan pembangkit listrik. Dari seluruh sektor tersebut, kata Eniya, diperkirakan membutuhkan hingga 16 juta kiloliter B40.
Vice President of Logistics PT KAI Suryawan Putra Hia mendukung penuh uji coba tersebut. Ia berharap program ini disertai dengan pendampingan jangka panjang terkait dampak penggunaan B40 terhadap mesin kereta api.
Meski demikian, Suryawan optimistis penggunaan energi baru terbarukan itu tidak akan berdampak signifikan pada mesin. Dia menyebutkan selama ini konsumsi BBM kereta api mencapai 300 juta liter per tahun.
"Mudah-mudahan dengan energi baru terbarukan ini semuanya lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif sehingga memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kita semua," ujar Suryawan.