Pemerintah Antisipasi Penyebaran Cacar Monyet Mpox Saat KTT Indonesia-Afrika

Muhamad Fajar Riyandanu
28 Agustus 2024, 13:27
gejala, pencegahan dan pengobatan cacar monyet Mpox
Ilustrasi / antara
gejala, pencegahan dan pengobatan cacar monyet Mpox
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah mengatur sejumlah strategi untuk mencegah penyebaran wabah cacar monyet atau monkeypox (Mpox) selama pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada 1-3 September. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah telah mendatangkan obat-obatan dan 1.600 dosis vaksin dari Denmark dan Jepang. 

Menurut Budi, vaksin yang disiapkan akan tiba di Indonesia pekan ini. Secara keseluruhan, Kementerian Kesehatan berupaya untuk menyiapkan 7.600 dosis vaksin cacar monyet. 

Selain itu, pemerintah juga mengaktifkan kembali sistem pemantauan kesehatan berbasis elektronik alias electronic surveilans card. Sistem ini mirip dengan aplikasi PeduliLindungi yang digunakan selama pandemi Covid-19.

Electronic surveilans card akan digunakan untuk memantau kesehatan delegasi negara peserta IAF, terutama terkait risiko penyebaran Mpox. Para delegasi dan petinggi negara yang hadir dalam forum IAF akan diminta mengisi data kesehatan secara elektronik dan menerima QR code yang menunjukkan status kesehatan mereka dengan warna tertentu.

Forum (IAF) bakal dihadiri 1.500 peserta dari 51 negara, sebanyak 22 negara di antaranya berasal dari Afrika. Pimpinan negara yang terkonfirmasi hadir sejauh ini adalah Zimbabwe, Rwanda, Ghana, Liberia, Eswatini, dan juga Zanzibar mewakili Tanzania.

"Kalau keterangannya hijau ya tidak usah diapa-apain. Kalau kuning dan merah maka akan dilihat suhunya. Dan jika ternyata memang tinggi dan ada ruam-ruam, nanti diambil PCR," kata Budi di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (27/8).

Pemerintah juga telah menyediakan dua unit mesin PCR di Bali dan Jakarta untuk memantau kesehatan orang-orang yang masuk ke Indonesia dari luar negeri, terutama terkait risiko penyebaran Mpox. Budi mengatakan mesin PCR itu hanya butuh 30-40 menit untuk menunjukkan hasil pemeriksaan.

Menurut Budi, jika didapati seseorang terkonfirmasi positif Mpox, mereka akan langsung diisolasi dan dirawat di Rumah Sakit dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Pemerintah juga telah mempersiapkan obat antivirus yang diperlukan untuk mengobati pasien yang terinfeksi.

Budi mengatakan saat ini pemerintah masih memiliki 40 dosis vaksin cacar monyet hasil sisa import 1000 dosis vaksin yang pernah didatangkan pada 2022 silam. 40 dosis itu kini dikirimkan ke Bali untuk diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi, seperti petugas laboratorium, tenaga kesehatan, dan kelompok lain yang rentan terpapar.

Mantan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini menjelaskan bahwa situasi Mpox di Indonesia lebih terkendali dibandingkan dengan di Afrika, terutama karena perbedaan varian yang beredar.

Budi menuturkan varian Mpox yang beredar di Indonesia adalah varian 2B atau Claide 2B, yang memiliki tingkat fatalitas rendah sekitar 0,1%. Sedangkan di Afrika, varian yang dominan adalah varian 1B, yang memiliki tingkat fatalitas lebih tinggi mendekati 10%.

Tambah Stok Vaksin

Lebih jauh, Budi mengatakan penyebaran varian 1B sejauh ini belum menyebar luas. Swedia dan Thailand menjadi dua negara di luar Afrika yang terjangkit wabah Mpox. Penyebaran Mpox tidak secepat Covid-19 karena hanya menular melalui kontak fisik dan cenderung menyebar di kelompok tertentu.

Masih menurut Budi, pemerintah kini tengah berupaya untuk menambah stok vaksin Mpox. Namun, karena harga vaksin yang mencapai Rp 3,5 juta per dosis, vaksinasi akan difokuskan untuk mereka yang berisiko tinggi, seperti petugas laboratorium, petugas kesehatan, dan orang-orang yang berada di daerah dengan wabah Mpox, khususnya di Jawa dan Kepulauan Riau.

"Memang vaksin ini bukan untuk masyarakat umum. Karena penularannya benar-benar ada kontak seksual 95% yang sama seperti HIV," ujar Budi.

Kementerian Kesehatan mencatat wabah Mpox pertama kali masuk ke Indonesia pada 20 Agustus 2022, dengan satu kasus konfirmasi. Pada 2023, Indonesia kembali melaporkan kasus Mpox, yakni sebanyak 73 kasus konfirmasi, dan pada 2024 sebanyak 14 kasus. Total kasus di Indonesia hingga saat ini adalah 88 kasus.

Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 kasus, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh.

Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendapat tugas untuk mempercepat proses registrasi obat-obat untuk pencegahan wabah Mpox. BPOM mengatur pengadaan secara khusus tiga jenis obat untuk mencegah penyebaran wabah Mpox di dalam negeri. Ketiga obat tersebut yakni teco virimat, cidofovir, dan bryn cidofovir.

“Ketiga obat ini sudah diproduksi dan lewat Kemenkes akan beri akses khusus bisa masuk ke Indonesia," ujar Kepala BPOM Taruna Ikrar di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (27/8).

Dia mengatakan langkah ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan organisasi kesehatan dunia atau WHO yang menetapkan cacar monyet sebagai wabah ancaman kesehatan global yang serius.



Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...