Polda Jateng Dalami Laporan Ibu Mendiang Dokter Risma eks Mahasiswa PPDS Undip

Ira Guslina Sufa
4 September 2024, 13:31
PPDS
ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (UNDIP) menyalakan lilin saat menggelar aksi lilin sebagai simbol berkabung atas meninggalnya salah satu mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi berinisial ARL (30) dengan dugaan perundungan, di Lapangan Widya Puraya UNDIP, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ibu mendiang  Aulia Risma, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah melapor ke Polda Jawa Tengah. Dokter Aulia merupakan mahasiswa PPDS yang meninggal dunia karena bunuh diri akibat depresi. 

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto membenarkan adanya laporan itu. "Ibu didampingi kuasa hukum serta petugas dari Itjen Kementerian Kesehatan," kata Artanto seperti dikutip Rabu (4/9). 

Menurut Artanto,  laporan ke polisi tersebut berkaitan dengan permasalahan yang diduga dialami almarhumah Aulia Risma. Namun, Artanto belum bisa memastikan dugaan pidana yang dilaporkan ke polisi tersebut serta terlapornya.

"Masih berproses, selanjutnya akan dianalisa," kata Artanto lagi. 

Ia menjelaskan Kementerian Kesehatan sebelumnya telah menyampaikan hasil investigasi terkait dugaan perundungan yang terjadi PPDS Undip Semarang yang berada di RS Kariadi Semarang. Artanto mengatakan hasil investigasi dari Kemenkes tersebut merupakan bukti petunjuk untuk mendalami perkara tersebut.

"Sebagai petunjuk, namun harus ada laporan polisi yang disampaikan," katanya.

Ia menambahkan hasil investigasi Kemenkes tersebut sebagai dasar untuk melakukan pendalaman perkara tersebut. Sebelumnya jasad Aulia Risma ditemukan pada Senin (12/8). Ia diduga bunuh diri berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.

Butuh Penanganan Serius

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi persoalan kesehatan Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan perundungan dalam program pendidikan dokter spesialis (PPDS) membutuhkan penanganan yang komprehensif. Hal itu menurut dia perlu dilakukan agar kasus yang sama tidak terjadi lagi. 

“mulai dari sekolahnya di kampus, kemudian di tempat kerjanya, rumah sakit (RS), baik itu RS pemerintah di pusat atau di suasana yang lain," kata Melki di Gedung DPR, Selasa (3/9) malam.

Ia mengatakan orang tua juga mesti berperan penting dalam mencegah perundungan PPDS. Salah satunya adalah dengan berani melaporkan ke kanal-kanal pengaduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) apabila anaknya mengalami perundungan.

Menurut Melki perlu ada efek jera pada semua pelaku perundungan. Ia juga menekankan pentingnya menciptakan ekosistem di dunia PPDS yang sehat agar para mahasiswa kedokteran dapat sekolah dengan baik.

Menurutnya, dosen-dosen senior tidak boleh mengabaikan apabila memang terbukti terjadi perundungan. "Mungkin ada pembiaran selama ini, juga dari pihak kampus, kemudian dokter-dokter PPDS itu sendiri anak-anak muda ini, sehingga sekali lagi saya tekankan pentingnya penanganan komprehensif," kata dia.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...