Paus Fransiskus Jelaskan Makna Arsitektur Gereja Katedral Jakarta
Ringkasan
- Pembatalan pengesahan revisi UU Pilkada berdampak langsung pada pendaftaran calon Pilkada serentak 2024, dengan sistem yang akan diterapkan adalah sesuai keputusan judicial review MK yang mengabulkan gugatan Partai Buruh dan Partai Gelora, seperti dikonfirmasi oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.
- Tidak tercapainya kuorum dalam rapat paripurna DPR menyebabkan batalnya pengambilan keputusan terkait revisi UU Pilkada, dengan kehadiran hanya 89 orang dari total anggota yang harus lebih dari separuh dari 575 anggota DPR, dan DPR memutuskan tidak akan menggelar lagi paripurna pengesahan revisi UU Pilkada selama masa pendaftaran calon.
- Revisi UU Pilkada yang gagal disahkan menyimpan beberapa materi krusial, termasuk penyesuaian syarat usia pencalonan yang merujuk pada aturan MA dan perubahan ambang batas pencalonan kepala daerah, namun penolakan terjadi karena dianggap melanggar konstitusi dan mengabaikan putusan MK serta menyalahi demokrasi, memicu gelombang protes di beberapa kota.
Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus mengemukakan pendapatnya mengenai makna arsitektur bangunan Gereja Katedral Jakarta.
"Kita melihat arsitektur pintu masuk utama katedral ini dengan titik berat pada corak Maria-nya, terangkum dengan baik apa kita katakan tadi. Di pusat lengkungan yang menunjuk ke atas terdapat pilar yang di atasnya ada patung Perawan Maria," kata Paus saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Rabu.= (4/9).
Paus memaknai arsitektur pintu masuk bangunan Gereja Katedral Jakarta sebagai penggambaran bahwa Bunda Maria adalah teladan iman tertinggi. Menurutnya, corak Bunda Maria pada pintu masuk katedral tampil sebagai citra hubungan persaudaraan. Sosoknya juga menjadi ikon sikap bela rasa yang senantiasa mengawasi dan melindungi umat dalam suka maupun duka.
"Akhirnya Bunda Maria juga ikon bela rasa yang mengawasi dan melindungi umat Allah yang dalam suka dan duka mereka, bekerja dan berharap yang berkumpul di rumah Bapa," imbuhnya.
Kemudian, Paus mendeskripsikan makna pilar bangunan katedral yang menopang seluruh bangunan. Arsitektur ini secara simbolis menggambarkan Yesus Kristus yang sedang memikul beban.
Pilar ini, kata Paus, seolah menyampaikan pesan bahwa pada akhirnya karya dan kecerdasan manusia tidak dapat mendukung dirinya sendiri.
"Tubuhnya yang rapuh, yang diletakkan di atas pilar, di atas batu yang adalah Kristus sendiri seolah memikul beban seluruh bangunan bersamanya. Seolah-olah mau mengatakan pada akhirnya bahwa karya manusia dan kecerdasan manusia tidak dapat mendukung dirinya sendiri," ujar Paus.
Mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pada pukul 16.30 WIB guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17.35 WIB.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.