Alasan Ridwan Kamil Janji Beri Rp 200 Juta untuk Setiap RW: Jakarta Terlalu Luas

Agustiyanti
21 September 2024, 19:52
ridwan kamil, anggaran, RW
ANTARA FOTO/Fauzan/YU
Pasangan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil (kiri) dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Suswono (kanan) menyapa wartawan setibanya di Kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta, Rabu (28/8/2024). Pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Button AI Summarize

Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil alias RK berjanji akan memberikan anggaran Rp 100 juta sampai Rp 200 juta setiap Rukun Warga atau RW jika menang dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada.  Ia beralasan anggaran tersebut dibutuhkan untuk menyesuaikan kebutuhan dan pembangunan yang berbeda di setiap RW.

"Jakarta terlalu luas untuk diputuskan semua urusannya lewat Balai Kota. Itulah kenapa kami punya program namanya tiap RW diberi anggaran 100 sampai 200 juta untuk RW," kata RK saat memberikan keterangan pers usai Apel Pemenangan RIDO di DPD Partai Golkar Jakarta, Menteng, Sabtu (21/9). 

RK mengatakan urusan di Jakarta terlalu luas untuk diputuskan hanya melalui Balai Kota atau di tingkat gubernur. Menurut RK, 2.700 RW di Jakarta dapat memutuskan sendiri pembangunan untuk masa depan lingkungannya. 

Ia juga menjanjikan kenaikan penghasilan untuk ketua RT dan RW yang berasal dari luar anggaran tersebut. "Ada yang butuhnya tentang sampah, silakan. Ada yang butuhnya beresin kekumuhan, silakan. Ada sampah beres, kumuh tidak ada, tapi perlu modal-modal RW di warung, pindahkan ke ekonomi," katanya.

"Kumuh tidak ada, sampah beres, ekonomi beres. Ada acara budaya, acara sosial," kata Emil.

Setiap RW nantinya berbeda dalam menyelenggarakan pembangunannya. Ia pun memperkirakan pembangunan di Jakarta bisa merata melalui konsep anggaran RW.

Ia juga kembali menekankan visi misinya bersama Suswono, yang terangkum dalam rumus D-K-I, yakni desentralisasi, kolaborasi dan inovasi.

"Nanti kalau ada yang lagi kerja, 'oh ini Pak Suswono lagi desentralisasi nih'. 'Oh ini Pak Ridwan lagi kolaborasi nih'. 'Oh ini Pak Ridwan lagi Inovasi'. Itu aja mengukur kerja-kerja kami," katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...