Deretan Pernyataan Kontroversial Dharma Pongrekun saat Debat, Singgung Covid-19

Ameidyo Daud Nasution
7 Oktober 2024, 11:29
dharma pongrekun, covid-19, debat
Fauza Syahputra|Katadata
Cagub Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun (tengah) menyampaikan pemaparan saat debat perdana Pilkada Jakarta 2024 di grand ballroom JIExpo Convention Centre and Theatre, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bakal Calon Gubernur Jakarta nomor urut 02 Dharma Pongrekun mengeluarkan sejumlah pernyataan kontroversial saat debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta pada Minggu (6/10).

Dharma menyinggung soal asal Covid-19 hingga mempertanyakan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis penyakit ini. Dharma mengatakan pandemi adalah agenda asing untuk mengambil kedaulatan negara.

"Sehingga terlihat sekali begitu rapuhnya bangsa ini," kata Dharma dalam debat sesi keempat yang digelar di JIExpo, Jakarta, Minggu (6/10).

Mantan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ini melontarkan sejumlah pandangan untuk menjawab pertanyaan lawan debatnya yakni Ridwan Kamil. Ridwan bertanya kepada Dharma, apa yang akan dilakukan untuk mencegah pandemi jika waktu diulang lagi.

Usai debat, Kang Emil menjelaskan maksud pertanyaan ke Dharma Pongrekun. Ia mengatakan status gubernur sebagai perangkat pemerintah tak bisa mandiri meski punya pandangan pribadi.

"Bukan soal percaya tidak percaya (Covid-19), tapi bagaimana menyikapi beda pendapat," kata Ridwan Kamil.

Berikut sejumlah pernyataan kontroversial Dharma Pongrekun dalam debat:

Covid-19 Agenda Asing

Dharma mengatakan pandemi adalah agenda terselubung asing untuk mengambil alih kedaulatan negara. Ia mengaku mewaspadai potensi infiltrasi asing untuk mengambil kedaulatan lewat isu kesehatan.

"Sehingga terlihat sekali rapuhnya bangsa ini sampai harus mengikuti istilahnya. Kenapa (namanya) Covid-19, bukan Taufik," kata Dharma.

Pertanyakan Tes PCR

Dharma juga mempertanyakan tes PCR untuk mendeteksi Covid-19. Ia bertanya, mengapa harus mencolok tenggorokan manusia untuk memeriksa keberadaan virus.

"Kenapa tidak mengambil dari ludah kalau memang mau tes virus," katanya.

Dharma lalu menjelaskan konteks pernyataan kontroversial ini disampaikan. Ia berharap pemerintah melindungi warganya agar ekonomi tak hancur karena pandemi.

"Bagaimana kita menuju kota global sejati kalau hati rakyat disakiti, pikirannya dirusak, dan badannya disakiti," katanya.

Kebocoran Data

Dharma juga mengatakan kebocoran data akan selalu ada selama Indonesia belum mandiri internet. Hal ini disampaikannya saat ditanya soal keamanan siber oleh bakal calon Gubernur Jakarta nomor irit 03 Pramono Anung.

"Selama internetnya tidak mandiri maka selama itu pula bocor semua, seribu kali kita mengganti password apapun yang kita lakukan bocor," kata Dharma.

Dharma lalu mrncontohkan kebocoran di Pusat Data Nasional (PDN). Ia mengatakan, semua data di Indonesia sudah bocor karena tak ada satupun ruang siber yang aman.

"Saya paham betul mengenai internet of things (IoT)," katanya.

Doakan Pramono Anung Jadi Presiden

Dalam debat, Dharma juga mengharapkan Pramono Anung menjadi presiden. Ini agar dia bisa menjadi staf khusus yang mengurus keamanan siber.

Mendapatkan harapan tersebut, Pramono menjawab dirinya lebih memilih fokus maju cagub Jakarta. "Dia terakhir bagi saya, cukup maju Pilkada saja," katanya.

AI Alat Intelijen

Dalam sesi pembahasan keamanan siber, Dharma juga menyinggung kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Ia mengattakan AI adalah alat intelijen untuk memata-matai.

Ia lalu menghubungkan AI dengan gawai (gadget) yang dimiliki masyarakat. "Jadi kalau ada kasus, diambil gadget-nya, pusingnya setengah mati," kata dia.

Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...