Muliaman Hadad Jelaskan Fungsi Danantara: Mirip Temasek di Singapura
Presiden Prabowo Subianto berencana untuk membuat perusahan pengelola investasi milik pemerintah yang bertugas untuk mengelola investasi di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Prabowo pun sudah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sekaligus menunjuk Muliaman Darmansyah Hadad sebagai pimpinannya.
Pengangkatan Muliaman Hadad sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (22/10).
Muliaman menguraikan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara akan menjadi entitas negara yang mengintegrasikan sekaligus mengelola kekayaan maupun aktiva pemerintah yang ada di setiap kementerian.
"Aset-aset pemerintah yang dikelola oleh kementerian lalu digabung menjadi satu, dikelola. Kemudian nanti lihat kebijakan investasi nasional seperti apa," kata Muliaman kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta seusai pelantikan.
Pemerintah masih merumuskan undang-undang sebagai rujukan kerja Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara. Instrumen hukum itu nantinya bakal mengatur tugas, sumber anggaran hingga target organisasi.
Muliaman mengakui dirinya belum dapat memberikan informasi kapan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara mulai beroperasi. Dia hanya menyebut bahwa aktivitas badan pengelola investasi pemerintah itu belum dapat beroperasi hingga akhir tahun ini.
"Tentu saja itu bertahap ya. Dibentuk badan dulu, kemudian dibuat undang-undangnya dulu,” ujarnya.
Muliaman mengatakan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara nantinya bakal beroperasi layaknya Temasek, sebuah Holding BUMN Singapura yang dapat berinvestasi di perusahaan luar negeri.
"Pada akhirnya mirip-mirip seperti itu, tentu harus dipersiapkan dengan undang-undang-nya dulu," kata Muliaman.
Melansir laman Temasek.com, Holding BUMN Singapura senilai US$ 389 miliar per 31 Maret 2024 itu banyak menanamkan modalnya di sejumlah perusahaan asing.
Salah satu portofolionya adalah 17% porsi kepemilikan saham di bank multinasional asal Inggris, Standard Chartered. Temasek juga punya portofolio saham 3% di perusahaan asuransi AIA Group Limited yang berbasis di Hong Kong.
Menurut Muliaman, lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA) akan melebur ke dalam tubuh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara nantinya. Meski begitu, dia mengaku masih meraba-raba soal kepastian bentuk dan ruang lingkup badan baru tersebut.
"Cikal bakalnya INA, cuma nanti diperbesar. Mirip-mirip itu, tapi lebih besar," kata Muliaman.
Pada kesempatan tersebut, Muliaman mengatakan keberadaan Kementerian BUMN dalam jangka pendek akan tetap ada sampai jangka waktu tertentu. "Kementerian BUMN tetap ada, tapi jangka panjangnya belum tahu," ujarnya.
Muliaman mengatakan dirinya akan berkantor di Gedung Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) di Jalan R.P. Soeroso, Menteng, Jakarta Pusat.