Kabinet Gemuk Prabowo Dinilai Kuat Secara Politik, Berpotensi Tak Ada Kontrol

Muhamad Fajar Riyandanu
23 Oktober 2024, 05:00
prabowo, kabinet prabowo, menteri
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sejumlah wakil menteri mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Para pakar politik turut menyoroti formasi Kabinet Merah Putih masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Kabinet yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus beranggotakan tujuh partai politik Parlemen ini dianggap merupakan kabinet yang punya posisi tawar kuat.

Pakar politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, formasi kabinet gemuk ini dapat memicu beragam situasi. Dia mengatakan kabinet gemuk punya dampak positif maupun negatif pada masa depan.

Sisi positifnya, kebijakan yang dirancang Prabowo akan mudah dieksekusi. Hal ini karena banyaknya partai dan representasi politik di kabinet.

"Posisi Prabowo semakin kuat. Bisa jadi kebijakan-kebijakan yang diambil dan janji kampanyenya bisa cepat terealisasikan," kata Ujang lewat pesan suara WhatsApp pada Selasa (22/10).

Di sisi lain, Ujang mengatakan ada sejumlah kekuarangan serta dampak negatif yang dapat timbul dari formasi kabinet gemuk Prabowo. Salah satu yang mencolok yakni minimnya mekanisme kontrol untuk saling mengawasi guna mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

"Tidak ada yang kontrol yang menjadi penyeimbang. Ini menjadi persolan dalam menjaga demokrasi yang sehat, kuat dan berkualitas," ujar Ujang.

Prabowo kini dibantu oleh 109 menteri dan wakil menteri anggota Kabinet Merah-Putih di pemerintahan periode 2024-2029. Secara rinci, Prabowo memiliki 53 menteri dan kepala lembaga.

Komposisi menteri di Kabinet Merah-Putih terdiri dari 7 kementerian koordinator, 41 kementerian teknis dan 5 kementerian/lembaga di luar koordinasi kementerian koordinator. Selain itu, Kabinet Merah-Putih juga diramaikan oleh 56 wakil menteri.

Selain itu, Prabowo juga melantik 27 pejabat negara lainnya seperti kepala dan wakil kepada badan hingga penasihat khusus dan utusan khusus presiden.

Meski mendapat dukungan dari tujuh partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Partai Nasional Demokrat (NasDem) memilih tidak mengerahkan kader partai untuk masuk ke dalam Kabinet Merah-Putih.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, mengatakan absennya kader NasDem di keanggotaan Kabinet Merah-Putih dinilai berangkat dari sentimen peran NasDem saat pemilihan presiden 2024.

"Posisi politik NasDem kali ini tidak berkontribusi besar terhadap pemerintahan atau terpilihnya Prabowo meskipun mereka mendukung lewat anggota legislatif di parkemen," ujar Arifki.

Prabowo sebelumnya menjelaskan alasan kenapa kabinetnya menjadi lebih gemuk ketimbang formasi Kabinet Indonesia Maju pimpinan Joko Widodo yang beranggotakan 34 Kementerian.

“Saya ingin bentuk pemerintahan persatuan yang kuat dan terpaksa koalisinya juga besar,” kata Prabowo di BNI Investor Summit 2024 di Jakarta pada Rabu (9/10).

Dia menegaskan bahwa dalam mengurus Indonesia dengan cakupannya besar membutuhkan jumlah menteri yang banyak. Belum lagi dengan sejumlah permasalahan yang akan dihadapi.

“Nanti dibilang kabinet Prabowo, kabinet gemuk. Negara kita besar bung! Negara kita luas sama dengan benua Eropa,” ujar Prabowo.

Namun lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan ada potensi pembengkakan anggaran negara hingga Rp 1,95 triliun dalam lima tahun ke depan.

Kondisi ini terjadi karena Prabowo menyiapkan ratusan posisi menteri, wakil menteri, dan kepala badan dalam kabinetnya. Angka triliunan tersebut belum termasuk beban belanja barang yang timbul akibat pembangunan fasilitas kantor atau gedung baru.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...