Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Delapan Orang Meninggal Dunia
Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Senin dini hari (4/11). Sebanyak delapan orang meninggal dunia, menurut data Kominfo Flores Timur dan Pemerintah Kabupaten Flores Timur.
Namun Kepala Desa Klatanlo Petrus Muda menyebutkan enam orang meninggal dunia akibat tertindih rumah yang roboh. “Gunung Lewotobi Laki-laki meletus sekitar pukul 00.30 WITA. Ada satu keluarga sekitar enam orang yang tertindih bangunan," kata dia dikutip dari Antara, Senin (4/11).
Dia mengatakan belum ada proses evakuasi, karena semua warga melarikan diri meninggalkan kampung mereka. "Petugas baru tiba di lokasi kejadian untuk proses evakuasi," katanya sambil menutup telepon karena harus melayani petugas yang baru tiba di lokasi.
Sementara itu, Dinas Kominfo Kabupaten Flores Timur melaporkan delapan orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki disertai material di Kecamatan Wulanggitang.
“Saat ini sesuai identifikasi ada delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat terkena material letusan gunung api,” kata Kadis Kominfo Flores Timur Hery Lamawuran saat dihubungi dari Kupang, Senin pagi (4/11).
Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur alias NTT dari level III Siaga menjadi Level IV awas mulai 3 November pukul 24.00 WITA.
Berdasarkan laporan PVMBG, Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi pada Senin (4/11) pagi pukul 02.48 WITA namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi kurang lebih tiga menit lima detik.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mengakibatkan sejumlah rumah dan gedung sekolah ikut terbakar akibat semburan yang terjadi pada Senin dini hari (4/11). “Tetapi kami belum menerima data resmi berapa rumah atau gedung yang rusak akibat erupsi gunung berapi, tetapi ada satu sekolah yang dilaporkan terbakar,” ujar dia.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada dengan erupsi gunung api tersebut, mengingat saat ini statusnya telah naik dari Level III atau awas menjadi Level IV alias siaga.
Batas zona bahaya untuk aktivitas masyarakat berada pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT. “Kami rekomendasikan untuk tidak ada aktivitas apapun dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral M Wafid dalam keterangan di Jakarta.
Badan Geologi menjelaskan, terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi Laki-laki dalam beberapa hari terakhir. Pada Jumat (1/11), terjadi erupsi dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 - 2.000 meter di puncak.
Selama periode itu, terekam gempa getaran banjir yang terjadi di Desa Dulipali, Kecamatan Ille Bura, Flores Timur.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Badan Geologi di Desa Pululera, Kecamatan Walanggitang mendapati adanya tumpukan material lava pada bagian timur laut yang pergerakannya sangat lambat, dari citra satelit Sentinel dua juga terlihat material yang berpotensi menjadi lahar di area utara dan timur kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.
Hasil pengukuran petugas menggunakan drone tercatat jarak aliran lava berada di sekitar 4,3 kilometer dari pusat kawah gunung api itu. Pengaruh kemiringan lereng dan suhu lava yang masih tinggi memungkinkan lava dapat bergerak meskipun sangat perlahan.
Di saat yang sama juga tercatat kenaikan gempa vulkanik dalam dan dangkal, yakni sebanyak 119 kali gempa vulkanik dalam, 19 gempa vulkanik dangkal dan enam kali gempa tremor harmonik yang berlanjut sampai Sabtu (2/11).
Sebelumnya jumlah vulkanik dalam rata-rata 10-12 kali dalam sehari. Gempa frekuensi rendah masih terekam pada periode ini mengindikasikan adanya aliran magma menuju permukaan.
Masyarakat yang berada di radius tujuh kilometer atau lebih dekat, juga patut mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Desa Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.