Databoks Goes to Campus UPH, Mengedukasi Keselamatan Berkendara
Keselamatan berkendara menjadi isu penting yang perlu mendapatkan perhatian serius. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Bareskrim Polri, ada 953.580 kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang dilaporkan sepanjang 2023.
Sebagian besar pengemudi yang mengalami kecelakaan berstatus sebagai lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setara, dengan jumlah mencapai 686.520 orang. Data tersebut juga menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan di jalan raya.
Melihat hal ini, Databoks Goes to Campus yakni acara kolaborasi antara Katadata dan Bridgestone Indonesia, mengadakan talkshow dengan tema Driving into a Safer Tomorrow: Keselamatan dan Inovasi Berkendara di UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang, pada 5 November 2024.
Acara tersebut menghadirkan pakar untuk berbagi pengetahuan mengenai keselamatan berkendara dan perawatan kendaraan, terutama dalam hal perawatan ban, serta diikuti lebih dari 150 mahasiswa/i UPH.
Junius Hardy selaku Director of Student Development and Alumni Engagement (SDAE) UPH mengatakan, UPH sangat antusias dengan adanya kolaborasi ini. Pasalnya, pemahaman tentang keselamatan berkendara ini tidak hanya penting bagi mahasiswa, tetapi juga bagi staf dan dosen.
Ia juga memandang kehadiran Katadata melalui Databoks memberikan nilai tambah dengan data-data yang disajikan. Data ini bukan hanya berguna untuk memahami kondisi dan risiko dalam berkendara tetapi juga sebagai bekal untuk berinovasi dan penelitian.
“Semoga dengan adanya acara ini dapat membentuk kita semua menjadi seseorang yang benar-benar terdidik dan membawa perubahan bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga berdampak kepada orang lain,” kata Junius melalui keterangan resmi, Jumat (8/11).
Head of Human Resources and General Affairs Bridgestone Indonesia Respati Bayu Aji menyatakan, ban adalah salah satu komponen paling penting dari mobil. Oleh karena itu, Bridgestone Indonesia merasa bertanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Menurutnya, pemeliharaan ban yang optimal memiliki dampak langsung pada keselamatan pengemudi dan penumpang.
Fakhridho Susrahadiansyah selaku Sr. VP Katadata Insight Center menuturkan, data sangat penting dalam memberikan edukasi kepada publik. Ia berharap, inisiatif seperti ini dapat terus berlanjut terutama untuk mengedukasi generasi muda akan pentingnya data dalam pengambilan keputusan.
Fakhridho menjelaskan, Katadata sebagai media berbasis data, berkomitmen untuk memerangi hoaks dan misinformasi. Layanan Databoks juga dihadirkan sebagai platform yang menyediakan data langganan dan dapat menjadi rujukan bagi kalangan akademisi dalam melakukan riset dan inovasi.
Dalam sesi talkshow, Jamalianuri selaku Manager Databoks by Katadata menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mempromosikan budaya berkendara yang aman. Ia juga mengingatkan agar pengendara selalu memastikan kondisi fisik dan mental dalam keadaan baik sebelum mengemudi.
“Semoga teman-teman di sini dapat menjadi agent of change. Ayo kita mitigasi risiko berkendara dan meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas,” ujar Jamalianuri.
Databoks sendiri merupakan portal media yang berfokus pada data statistik, bagian dari Katadata—sebuah perusahaan riset dan media daring (katadata.co.id) yang telah berdiri sejak tahun 2012.
Kedewasaan dalam Berkendara
Hadir Rifat Sungkar, seorang Professional Rally Driver juga turut memberikan pandangannya. Menurutnya, penetapan usia 18 tahun sebagai syarat untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM) bukan hanya didasarkan pada faktor fisik.
Pada usia tersebut seseorang dianggap telah memiliki kematangan dalam berpikir, membuat keputusan, dan bertindak. Rifat juga menyoroti manajemen waktu sebagai salah satu kunci dalam mengemudi yang aman. Banyak pengemudi yang sering terburu-buru menyalahkan waktu. Padahal, imbuh Rifat, kendala utamanya justru terletak pada kurangnya kedewasaan dalam mengelola waktu.
"Salah satu tanda kedewasaan diri adalah memiliki manajemen waktu yang baik. Dengan pengaturan waktu yang tepat dan tanpa rasa terburu-buru, kita bisa berkendara dengan baik, aman dan nyaman,” katanya.
Adapun, Ahmad Nuril Mujahidin selaku OE Technical Service Manager Bridgestone Indonesia memperkenalkan konsep SMART dalam merawat ban. Pertama yang perlu diperhatikan adalah memilih ban yang tepat (Selection). Kedua, memastikan perawatan ban (Maintenance) secara rutin. Ketiga adalah penyelarasan roda (Alignment). Lalu, ban perlu diputar atau dirotasi (Rotation). Terakhir, memantau kedalaman kembang ban (Track).