Jagoan PDIP Kalah di Kandang Banteng, Faktor Jokowi Dinilai jadi Penentu
Dua pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengalami kekalahan dalam pemilihan gubernur di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Para pakar politik menilai kekalahan PDIP di dua wilayah strategis tersebut disebabkan oleh faktor politik lokal yang kuat dari kubu lawan serta adanya dukungan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kepada pasangan calon tertentu.
Pakar Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, berpendapat bahwa lawan politik PDIP di Pilgub Jawa Tengah dan Jawa Timur punya faktor ketokohan yang mengakar secara lokal.
Di Jawa Tengah, paslon gubernur dan wakil gubernur yang dipromotori oleh PDIP, Andika Perkasa-Hendrari kalah dari paslon Ahmad Lutfi-Taj Yasin Maimoen yang mendapat sokongan dari tujuh partai politik (parpol) parlemen.
Tujuh parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Mau (KIM) Plus tersebut yakni Partai Gerindra, Golkar, PKB, PKS, NasDem, PAN, Demokrat.
Wasisto mengatakan, efek dukungan terbuka dari Prabowo dan Jokowi juga ikut mengerek perolehan suara pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
Ahmad Lutfi merupakan mantan Kapolda Jawa Tengah, sementara Gus Yasin merupakan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023 mendampingi Ganjar Pranowo.
Gus Yasin merupakan anak dari ulama terkenal KH. Maimun Zubair yang melekat kepada ormas keagamaan Nahdlatul Ulama atau NU. Ia juga pernah menjadi anggota DPRD Jawa Tengah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mewakili Daerah Pemilihan Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan.
Gus Yasin juga sebelumnya rela melepas status Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah demi maju dalam Pilgub. Kala itu, ia mendapat suara tertinggi yakni 3,8 juta suara atau 20,70% yang membuatnya menjadi anggota DPD terpilih.
"Saya pikir faktor Jokowi yang turun tangan di menit-menit akhir untuk mendukung pasangan Luthfi - Yasin memberi dampak perubahan peta politik secara drastis di Jawa Tengah," kata Wasisto lewat pesan singkat WhatsApp pada Kamis (28/11).
Hasil hitung cepat atau quick count Charta Politika, Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul dengan persentase perolehan suara 58,44%, sementara paslon nomor urut 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi meraih 41,56%. Angka ini merupakan rekab hitungan suara masuk 100%.
Nasib serupa juga menemui PDIP di Jawa Timur. Quick count Charta Politika menyampaikan paslon nomor urut 02, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak unggul dengan perolehan 57,23%. Khofifah-Emil mendapat dukungan dari enam partai politk parlemen seperti PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PKS, NasDem.
Adapun pasangan urut 03 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta yang disokong oleh PDIP mendapat 34,61% suara. Sementara paslon nomor urut 01 yang didukung oleh PKB, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim mendapat 8,16% suara.
Khofifah-Emil merupakan paslon petahana yang telah punya jaringan pendukung di tingkat akar rumput. Khofifah merupakan pernah menjadi anggota DPR, menteri sosial, dan saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU sejak tahun 2000.
"Faktor ketokohan yang mengakar secara lokal, juga kinerja mesin partai koalisi, menjadi berbagai faktor utama kenapa PDIP kalah di dua provinsi itu," ujar Wasisto.
Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra pun secara terbuka pernah menyampaikan dukungan sekaligus memberikan rekomendasi kepada Khofifah-Emil untuk maju dalam Pilgub Jawa Timur 2024. Prabowo menyampaikan dukungan tersebut di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada 7 Juni lalu.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, berpendapat bahwa dukungan yang disampaikan oleh Prabowo dan Jokowi kepada pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dan Khofifah-Emil berkontribusi menghadirkan dukungan logistik kampanye kepada mereka.
"Secara instrumen memengaruhi gerak dari para investor," kata Arifki saat dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (28/11).
Selain itu, dukungan Prabowo dan Jokowi kepada dua pasangan kandidat dari KIM Plus juga memberikan peran psikologis terhadap para pemilih. Sosok Jokowi dan Prabowo diyakini punya dampak elektoral terhadap kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jawa Tengah dan Khofifah-Emil di Jawa Timur.