Profil Miftah Maulana, Penyumbang Suara Prabowo-Gibran dan Mundur dari Kabinet
Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mundur dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Mundurnya Miftah usai muncul desakan agar Presiden Prabowo Subianto memecat Miftah usai menghina pedagang es teh.
Hinaan Miftah kepada pedagang es itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial."Es teh mu masih banyak gak? Masih? Ya sana dijual, gobl*k," kata Miftah saat berada di panggung sedangkan penjual es teh berdiri di tengah kerumunan.
Sebelum diangkat menjadi utusan khusus, Miftah dikenal sebagai seorang penceramah. Dalam menjalankan dakwahnya, Miftah dikenal menyebarkan agama ke seluruh kalangan termasuk preman hingga pekerja dunia malam.
Bukan tanpa alasan Miftah mendapatkan jatah di Kabinet Merah Putih. Miftah dilantik sebagai utusan khusus oleh Presiden Prabowo Subianto pada 22 Oktober 2024.
Pada saat Pilpres 2024, Miftah termasuk salah satu suksesor Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Miftah dinilai menjadi kunci kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Saat masa kampanye, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan manuver Miftah dapat menarik suara basis massa NU di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Saya pikir hampir semua santri di bawah komando Gus Miftah, mayoritas mendukung Prabowo-Gibran," kata Nusron.
Miftah melakukan kampanye dengan mengadakan pengajian serta konser musik di 25 kota dan kabupaten Se-Jawa. Acara yang digelarnya itu dihadiri puluhan ribu massa.
Awal Mula Miftah Maulana Jadi Terkenal
Miftah Maulana mulai mencuri perhatian lantaran berceramah di salah satu klub malam di Bali pada 6 September 2018. Tindakannya itu menuai pro dan kontra.
Tindakannya yang mengundang kontroversi membuat dia diundang ke berbagai acara televisi. Usai dikenal, ia lalu menjadi pemandu spiritual Deddy Corbuzier, dan pada pertengahan 2019 Deddy memeluk agama Islam.
Pria kelahiran Lampung 5 Agustus 1981 ini merupakan da'i muda Nahdlatul Ulama (NU). Ia merupakan putra M. Murodi bin M. Boniran bin Kyai Usman, sekaligus keturunan ke-9 Kyai Ageng Hasan Besari, pendiri Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo.
Miftah dikenal dengan dakwahnya ke segmen kaum marjinal. Miftah kecil dibesarkan di lingkungan pesantren Yogyakarta. Dirinya menempuh pendidikan MTS dan MAN di Pondok Pesantren Bustanul U’lum.
Kemudian, pada 1999 Miftah berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dengan mengambil fokus Fakultas Tarbiyah namun tak selesai. Miftah mendapat gelar sarjana dari Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada 2023.
Pada 2011, Miftah mendirikan pesantren khusus untuk kaum marjinal di Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, dengan nama Pesantren Ora Aji.