Harga MinyaKita Naik 12% dari HET Menjadi Rp 15.700 per liter
Harga jual minyak goreng MinyaKita di tingkat pengecer meroket menjadi Rp 15.700 per liter. Nominal ini lebih tinggi 12,14% dari harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp 14.000 per liter.
Meski MinyaKita merupakan komoditas yang terbebas dari kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 12% tahun depan, harga minyak goreng merek ini terus mengalami kenaikan terutama menjelang natal 2024 dan tahun baru 2025 (nataru).
Deputi Bidang Perdagangan dan Pangan Kantor Staf Pemerintah (KSP), Edy Priyono, menyampaikan tren Kenaikan harga MinyaKita dipicu oleh rantai distribusi yang terlalu panjang dari produsen hingga pengecer.
Dalam paparannya, Edy menguraikan harga MinyaKita di tingkat produsen yakni Rp 13.500 per liter. Harga itu menjadi Rp 14.000 per liter setelah sampai BUMN Pangan Bulog sebagai distributor 1 atau D1. Harga MinyaKita kian tumbuh saat tiba di distributor 2 (D2) menjadi Rp 14.500 per liter.
Edy menyatakan kenaikan harga signifikan terjadi di peralihan D2 ke tingkat pengecer. Menurut Edy, rantai pasokan dari D2 ke tingkat pengecer mayoritas melalui grosir dan agen penjualan (sales). Situasi tersebut merupakan hasil verifikasi KSP di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Dari produsen ke distributor tidak ada masalah, yang menjadi masalah adalah dari D2 ke pengecer yang jadi masalah," kata Edy saat menyampaikan paparan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2024, sebagaimana disiarkan oleh Kanal Youtube Kemendagri RI pada Senin (23/12).
Guna menekan harga MinyaKita di tingkat pengecer, Edy menyarankan agar Bulog sebagai distributor pertama dapat langsung memasok barang ke grosir, sales dan pengecer.
Dia menekankan agar ada surat perjanjian yang mengatur Bulog dapat menyalurkan MinyaKita langsung ke tingkat grosir, sales dan pengecer. "Karena ternyata sangat sedikit pengecer yang dapat mengambil langsung ke D2, di tengah itu ada grosir, ada sales yang berlapis-lapis," ujar Edy.