Prabowo Bantah Setop Proyek Infrastruktur, Beri Peran Lebih Besar Ke Swasta

Ringkasan
- Pemerintah menyediakan layanan tambahan berupa SPKLU di 51 titik rest area sepanjang Jalan Tol Trans Jawa untuk mendukung mobilitas kendaraan listrik selama liburan Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
- Pengguna kendaraan listrik dapat mengisi daya di SPKLU tersebut sambil beristirahat di rest area, namun perlu memastikan kompatibilitas kendaraan mereka terhadap kapasitas daya (kWh) dan jenis arus yang disediakan.
- Pembaca dapat mengakses daftar lengkap lokasi SPKLU dan spesifikasi daya yang tersedia di rest area Tol Trans Jawa melalui tautan yang disediakan pada akhir artikel.

Presiden Prabowo Subianto membantah kabar pemerintah akan menghentikan proyek infrastruktur. Prabowo mengatakan, ia hanya akan memberikan peran lebih besar ke swasta untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur.
"Ada yang mengatakan saya akan menghentikan proyek-proyek infrastruktur. Tidak benar, saya tidak menghentikan," kata Prabowo saat memberikan arahan Penutupan Musyawarah Nasional Konsolidasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Ritz Carlton Jakarta pada Kamis (16/1).
Prabowo beralasan swasta bisa lebih inovatif dan berpengalaman dalam menggarap proyek infrastruktur. Sedangkan, pemerintah akan fokus pada program yang penting.
"Jadi jalan tol, pelabuhan, bandara, saya serahkan kepada swasta. Silakan bergerak semuanya," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu meyakini bahwa sektor swasta dapat menjalankan proyek lebih efisien. Efisiensi ini mencakup pengelolaan anggaran, waktu penyelesaian proyek, dan penggunaan sumber daya yang lebih optimal.
"Kami serahkan ke swasta agar berperan lebih. Kami harapkan mereka lebih efisien, tepat waktu, inovatif, dan bisa membawa pertumbuhan dimana-mana," ujarnya.
Prabowo juga berkomitmen untuk menjalankan birokrasi pemerintahan yang efisien. Dia menyakini sistem pemerintahan yang berjalan efisien dapat menekan nominal pemborosan anggaran negara.
Ia menganalogikan teknik mengelola negara layaknya mengatur perusahaan. Prabowo beranggapan bahwa suatu organisasi tidak dapat bertahan jika pengeluaran pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
“Karena itu saya bertekad memimpin pemerintahan yang efisien. Saya paham banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa tercapai,” ujar Prabowo.