Cerita SBY Ketika Presiden: Tak Pernah Gunakan Istana untuk Bertemu Parpol

Ade Rosman
24 Februari 2025, 12:04
sby, demokrat, parpol
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) menyaksikan pertandingan Jakarta Lavani Allo Bank Electric melawan Jakarta Pertamina Pertamax pada ajang PLN Mobile Proliga 2024 putaran kedua minggu kedua di Gor Indoor Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/6/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan dirinya tak pernah menggunakan Istana Kepresiden untuk bertemu dengan pimpinan partai politik dalam dua periode kepemimpinannya sebagai presiden.

Ia beralasan, tak menggunakan Istana saat bertemu dengan pimpinan partai politik agar terbebas dari kepentingan politik. SBY menceritakan hal itu saat bertemu dengan Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2).

"Banyak yang saya lakukan di sini (Cikeas) misalnya, saya komunikasi dengan pimpinan parpol, saya enggak mungkin menggunakan Istana, biar steril, saya gunakan tempat ini," kata SBY.

SBY juga menggunakan kediaman pribadinya untuk bertemu dengan para pengusaha saat dirinya menjabat sebagai presiden. Ia mencontohkan saat krisis 2008 ia mengundang pengusaha minyak ke Cikeas untuk membahas permasalahan kala itu.

"Demikian juga ketika melobi dunia usaha saat krisis 2008 karena hari libur, saya minta pengusaha jangan cepat-cepat PHK, karena rakyat kita sengsara enggak punya pekerjaan," kata SBY.

SBY juga erpesan pada kadernya untuk mengutamakan kepentingan negara dibanting partai. "Perjuangan besar kita, yang utama tentunya untuk negara dan rakyat dan perjuangan besar lainnya, baru untuk partai. Jangan dibalik, negara dulu baru partai, country over party," kata SBY.

Pada kesempatan yang sama, SBY juga mengingatkan para kadernya tetap memberikan kritik terhadap pemerintah di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto, meskipun saat ini Demokrat menjadi bagian dari pemerintahan.

Namun, SBY mengatakan, Demokrat harus menyampaikan aspirasi rakyat manakala ada kebijakan yang kurang tepat. "Kawan yang setia, pengawal sejati, mendukung penuh, loyal penuh, tetap-tetap punya ruang untuk menyampaikan itu. Itulah menurut pendapat saya politik yang konstruktif," kata SBY.


Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan