Cerita SBY Ketika Presiden: Tak Pernah Gunakan Istana untuk Bertemu Parpol


Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan dirinya tak pernah menggunakan Istana Kepresiden untuk bertemu dengan pimpinan partai politik dalam dua periode kepemimpinannya sebagai presiden.
Ia beralasan, tak menggunakan Istana saat bertemu dengan pimpinan partai politik agar terbebas dari kepentingan politik. SBY menceritakan hal itu saat bertemu dengan Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2).
"Banyak yang saya lakukan di sini (Cikeas) misalnya, saya komunikasi dengan pimpinan parpol, saya enggak mungkin menggunakan Istana, biar steril, saya gunakan tempat ini," kata SBY.
SBY juga menggunakan kediaman pribadinya untuk bertemu dengan para pengusaha saat dirinya menjabat sebagai presiden. Ia mencontohkan saat krisis 2008 ia mengundang pengusaha minyak ke Cikeas untuk membahas permasalahan kala itu.
"Demikian juga ketika melobi dunia usaha saat krisis 2008 karena hari libur, saya minta pengusaha jangan cepat-cepat PHK, karena rakyat kita sengsara enggak punya pekerjaan," kata SBY.
SBY juga erpesan pada kadernya untuk mengutamakan kepentingan negara dibanting partai. "Perjuangan besar kita, yang utama tentunya untuk negara dan rakyat dan perjuangan besar lainnya, baru untuk partai. Jangan dibalik, negara dulu baru partai, country over party," kata SBY.
Pada kesempatan yang sama, SBY juga mengingatkan para kadernya tetap memberikan kritik terhadap pemerintah di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto, meskipun saat ini Demokrat menjadi bagian dari pemerintahan.
Namun, SBY mengatakan, Demokrat harus menyampaikan aspirasi rakyat manakala ada kebijakan yang kurang tepat. "Kawan yang setia, pengawal sejati, mendukung penuh, loyal penuh, tetap-tetap punya ruang untuk menyampaikan itu. Itulah menurut pendapat saya politik yang konstruktif," kata SBY.