Prabowo: Danantara Investasi Rp 325 T untuk 20 Proyek Strategis, Ini Sektornya
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan gelombang pertama investasi senilai US$ 20 miliar atau setara Rp 325 triliun digelontorkan untuk kurang lebih 20 proyek strategis. Hal ini seiring dengan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.
Dalam proyek strategis ini, Prabowo mengatakan akan fokus pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur serta energi terbarukan.
"Inilah sektor yang akan menentukan masa depan kita, ketahanan kita dan kemandirian bangsa kita," kata Presiden Prabowo, Senin (24/2).
Ia menyebut pembentukan Danantara Indonesia menandai era baru bagi BUMN yang bukan hanya sebagai entitas bisnis. Tetapi sebagai aset nasional yang akan menjadi agen pembangunan dan pertumbuhan.
Prabowo berharao BUMN harus beroperasi dengan standar yang tinggi, governance yang terbaik, BUMN harus mengembangkan inovasi, gagasan besar, transparansi, kemajuan teknologi dan menjaga disiplin serta komitmen terhadap tata kelola yang baik dan pengelolaan yang bertanggung jawab.
Prabowo mengatakan Danantara adalah solusi strategis dan efisien dalam mengoptimalkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menyebut nantinya tidak hanya akan menginvestasikan dividen BUMN ke Industri-industri yang mendorong pertumbuhan jangka panjang, tetapi juga akan mentransformasi BUMN kita menjadi kelas dunia di sektor masing-masing.
Diproyeksi Jadi SWF Besar Dunia
Berkaitan dengan rencana peluncuran, The Financial Times Stock Exchange Russel atau FTSE menyampaikan BP Danantara berpotensi melampaui GIC atau Government of Singapore Investment Corporation. Hal itu akan terjadi bila dalam pelaksanaanya, Danantara bisa berkembang dengan cepat. GIC adalah salah satu dari tiga entitas investasi utama di Singapura yang mengelola dana kekayaan negara dan cadangan devisa yang didirikan pada 1981.
Dua entitas investasi lainnya yakni Temasek Holdings (Private) Limited dan Otoritas Moneter Singapura atau MAS. Policy Director FTSE Russell Wanming Du mengatakan jika estimasi dana yang disiapkan untuk Danantara terwujud, badan anyar itu diproyeksi akan menduduki peringkat ketujuh di dunia dengan nilai kelolaan US$ 900 miliar atau assets under management (AUM).
Namun demikian Wanming Du menegaskan masih menunggu rincian yang sesungguhnya terkait struktur dan aset yang akan dikelola. Ia juga mengatakan keberadaan Danantara diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pasar investasi Indonesia. Adapun Prabowo sebelumnya menyampaikan Danantara akan mengelola sekitar US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.616 triliun aset dalam pengelolaan (AUM).
"Dengan nilai kelolaan aset yang diperkirakan mencapai sekitar US$ 900 miliar, Danantara berpotensi menjadi salah satu dana kekayaan berdaulat terbesar di dunia, bahkan bisa melampaui GIC milik pemerintah Singapura." kata Wanming Du dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (20/2).
