Presiden Macron Bakal Bertemu Prabowo Bahas Kerja Sama Militer hingga Ekonomi

Ringkasan
- Menbud Fadli Zon mendukung kebebasan berekspresi dalam lagu, namun mengharapkan kebebasan tersebut tidak menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA) atau institusi tertentu.
- Lagu kritik yang menyinggung oknum tertentu diperbolehkan, namun tidak boleh menyamaratakan penilaian terhadap seluruh institusi.
- Band Sukatani yang menciptakan lagu "Bayar Bayar Bayar" telah meminta maaf kepada Kapolri dan Polri atas lirik lagu yang menyinggung institusi kepolisian.

Presiden Prancis Emmanuel Macron bakal berkunjung ke Indonesia bertemu Presiden Prabowo Subianto pada Mei 2025. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menyatakan kunjungan Macron sebagai babak baru hubungan Indonesia dan Prancis yang sudah terjalin selama 75 tahun.
Barrot mengatakan Prabowo Subianto saat pertemuan dengan dirinya menyebutkan hubungan penting yang ingin dibangun Indonesia dengan Uni Eropa.
“Kami mendukung upaya ini. Bahkan, kami menilai hubungan antara Prancis dan Indonesia dapat menjadi landasan bagi hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa,” ujar Barrot, dalam wawancara, Rabu (27/3).
Menurut Barrot, kunjungan Macron ke Indonesia juga untuk menangani sejumlah kerja sama kedua negara seperti dalam bidang keamanan dan pertahanan (militer), ekonomi, budaya, ilmiah dan akademis.
Kunjungan tersebut, lanjut Barrot, juga akan menjadi kesempatan bagi Indonesia dan Prancis untuk menyampaikan pandangan mereka tentang krisis yang terjadi di Myanmar, Timur Tengah, Ukraina, Afrika, Sudan dan krisis pengungsi Great Lakes di Rwanda.
“Ini juga akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan pandangan mereka tentang multilateralisme dan isu-isu global. Prancis, seperti Indonesia, memiliki identitas sebagai negara non-blok yang lebih menyukai kerja sama daripada konfrontasi,” jelas Barrot.
Dia juga menyebutkan kunjungannya ke Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan bertemu dengan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn.
“Saya menyampaikan keinginan kami untuk melihat kerja sama lebih lanjut antara ASEAN dan Uni Eropa, dua organisasi politik yang dibangun atas dasar multilateralisme dan aturan hukum,” kata Barrot.
Menlu Prancis itu mengatakan bahwa pihaknya percaya pada organisasi regional tersebut dan telah memutuskan untuk menyalurkan semua bantuan pembangunan regional dan proyek kemitraan Prancis melalui ASEAN.
“Kami memiliki dana khusus untuk hubungan antara Prancis dan ASEAN dan kami telah memutuskan untuk menggandakan jumlah dana ini,” ujarnya seraya menambahkan bahwa hal itu dimulai beberapa bulan lalu dan terbukti efektif untuk membuat program dan investasi Prancis tepat sasaran terhadap kebutuhan kawasan.
Dia juga mengatakan bahwa Prancis telah menyatakan dukungan untuk proyek Jaringan Listrik ASEAN (ASEAN Power Grid).
Barrot mengatakan telah menyatukan sekelompok perusahaan Prancis dan Eropa yang memiliki keahlian dalam dekarbonisasi jaringan energi yang dapat membantu di saat kawasan dan negara-negara ASEAN mencoba membangun jaringan listrik yang lebih tangguh dan otonom.