Prabowo Tegaskan Evakuasi 1.000 Warga Palestina ke RI Bukan Relokasi Permanen


Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa rencana evakuasi 1.000 warga Palestina dari Gaza ke Indonesia tidak dimaksudkan sebagai relokasi permanen, melainkan semata bentuk bantuan kemanusiaan bersifat sementara.
“Tidak, tidak, tidak. Kita ini untuk membantu,” kata Prabowo saat ditemui usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Antalya, Turki, Jumat (11/4) waktu setempat.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo untuk menjawab pertanyaan apakah evakuasi tersebut bertujuan memindahkan warga Gaza dari tanah kelahiran mereka. Prabowo menekankan bahwa para penyintas perang akan dikembalikan ke Gaza jika kondisi di sana sudah memungkinkan.
“Rencana ini masih kita konsultasikan dengan para pemimpin Palestina dan sejumlah pemimpin negara di kawasan Timur Tengah,” ujarnya.
Prabowo juga menyebut bahwa rencana tersebut merupakan bagian dari respons Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina yang terus berlangsung akibat serangan militer Israel.
“Ya, itu tawaran kami untuk ikut serta membantu masalah kemanusiaan, penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat. Kami ingin berbuat sesuatu,” ujarnya.
Prabowo tidak merinci siapa saja pemimpin yang akan dikonsultasikan, termasuk hasil pertemuannya dengan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) Al Nahyan di Abu Dhabi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara dan Antalya.
Sejak Rabu (9/4), Presiden Prabowo melawat ke lima negara Timur Tengah—Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania—untuk berdiskusi mengenai krisis kemanusiaan di Gaza dan rencana evakuasi korban perang oleh Indonesia.
Tindak Lanjut Permintaan Komunitas Internasional
Sebelumnya, dalam keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum keberangkatan, Prabowo menjelaskan bahwa rencana evakuasi ini merupakan tindak lanjut dari permintaan komunitas internasional.
“Komitmen Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina dan mendukung kemerdekaan Palestina mendorong pemerintah untuk berperan lebih aktif,” kata dia.
Prabowo juga menyampaikan bahwa Indonesia siap menampung sekitar 1.000 warga Palestina dalam gelombang pertama evakuasi, khususnya mereka yang terluka, trauma, serta anak-anak yatim piatu.
“Kami siap kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” ucapnya.
Namun, Prabowo menegaskan bahwa evakuasi hanya akan dilakukan jika semua otoritas terkait memberikan izin dan menyepakati langkah tersebut.
“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali. Pada saat kondisi Gaza memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah asal,” katanya.
Hingga saat ini, Indonesia telah mengirimkan berbagai bantuan ke Gaza, termasuk makanan, obat-obatan, alat kesehatan, dan air bersih. Bantuan disalurkan melalui jalur darat di El Arish, Mesir, serta lewat udara bekerja sama dengan Angkatan Udara Yordania.
Selain itu, kapal rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat saat ini bersandar di El Arish untuk merawat korban perang. Indonesia juga telah menurunkan tim dokter dan tenaga kesehatan dari TNI untuk bertugas di rumah sakit lapangan dan rumah sakit terapung milik Uni Emirat Arab di wilayah Gaza dan Mesir.