Siapa Nama Calon Pengganti Paus Fransiskus yang akan Dipilih di Konklaf?

Anggi Mardiana
22 April 2025, 21:12
Calon Pengganti Paus Fransiskus
LAzone.id
Calon Pengganti Paus Fransiskus
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Siapa nama calon pengganti Paus Fransiskus? Meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025 membuat umat Katolik di seluruh dunia berduka. Dunia kini menanti siapa tokoh yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan spiritual umat Katolik sedunia. 

Proses pemilihan Paus baru akan berlangsung melalui konklaf di Vatikan, sebuah tradisi kuno yang dilakukan oleh para Kardinal dengan pemungutan suara tertutup di Kapel Sistina. Konklaf tidak hanya sekadar memilih pemimpin baru, tetapi juga menjadi penentu arah masa depan Gereja Katolik, apakah tetap melanjutkan semangat reformasi dan inklusivitas seperti era Paus Fransiskus, atau kembali ke pendekatan yang lebih konservatif. 

Daftar Nama Calon Pengganti Paus Fransiskus

Penyebab Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Calon Pengganti Paus Fransiskus (Antara)

Meninggalnya Paus Fransiskus menyebabkan umat Katolik di seluruh dunia berkabung. Penggantinya akan dipilih oleh Dewan Kardinal melalui konklaf yang diadakan di Kapel Sistina, Vatikan, dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah kepergian Paus sebelumnya. Berikut beberapa nama calon pengganti Paus Fransiskus melansir dari The New York Times:

1. Matteo Maria Zuppi (69 tahun) – Italia

Uskup Agung Bologna ini dijuluki sebagai “Bergoglio dari Italia” karena pendekatannya yang sejalan dengan Paus Fransiskus. Fokusnya pada pendekatan pastoral dan keterbukaan menjadikannya favorit di kalangan progresif.

Kardinal Matteo Maria Zuppi, 69 tahun, adalah tokoh progresif asal Italia yang dikenal sebagai pendukung kuat visi Paus Fransiskus tentang Gereja yang berpihak pada kaum miskin dan terpinggirkan. Diangkat menjadi kardinal pada 2019, Zuppi memiliki hubungan erat dengan komunitas Sant’Egidio, yang berpengaruh di Vatikan melalui karya sosial dan perdamaian.

Sebagai Uskup Agung Bologna sejak 2015, ia aktif membantu migran dan komunitas rentan. Ia juga dipercaya menjalankan misi diplomatik terkait Ukraina dan menunjukkan sikap terbuka terhadap kaum Katolik LGBT, termasuk lewat dukungannya terhadap pendekatan pastoral baru.

2. Pierbattista Pizzaballa (60 Tahun) - Italia

Calon pengganti Paus Fransiskus berikutnya ada Pierbattista Pizzaballa, seorang warga Italia berusia 60 tahun yang menjabat sebagai otoritas utama Vatikan untuk wilayah Timur Tengah, dinilai sebagai salah satu kandidat kuat.

Meskipun baru diangkat menjadi kardinal pada tahun 2023, rekam jejaknya yang luas di wilayah konflik seperti Timur Tengah telah memberinya reputasi yang menonjol. Jika terpilih, ia akan menjadi Paus asal Italia pertama sejak Yohanes Paulus I pada 1978.

Selain itu, Pizzaballa dikenal tidak suka terlibat dalam kontroversi seputar ajaran gereja, suatu pendekatan yang diyakini para analis dapat membantunya meraih dukungan mayoritas dua pertiga dari para kardinal. Meski begitu, ada juga yang menilai usianya masih terlalu muda untuk menduduki posisi tertinggi tersebut.

3. Luis Antonio Tagle (67 tahun) – Filipina 

Dikenal luas sebagai “Fransiskus dari Asia”, Kardinal Tagle merupakan figur karismatik yang dikenal karena kerja kemanusiaan dan pelayanan pastoralnya. Ia juga menjabat peran penting di Dikasteri untuk Evangelisasi, memperkuat pengaruhnya secara global.

Sebagai salah satu pendukung setia Paus Fransiskus, Kardinal Tagle, yang dikenal luas dengan sapaan akrab "Chito" dan senyum khasnya, memiliki gaya kepemimpinan yang hangat dan penuh empati. Pendekatan tersebut sejalan dengan perhatian Fransiskus terhadap kaum miskin dan kelompok rentan di negara-negara berkembang, wilayah yang menjadi tempat Tagle mengabdi selama ini.

Ia kerap mendampingi Paus Fransiskus atau terlibat dalam persiapan kunjungan ke Asia, termasuk dalam perjalanan panjang selama 11 hari ke Asia Tenggara dan kawasan Pasifik pada musim panas tahun 2024.

4. Péter Erdő (72 tahun) – Hongaria

Sebagai seorang Kardinal yang mampu menjembatani faksi progresif dan konservatif, Erdő dikenal memimpin semangat “Evangelisasi Baru” di Eropa. Ia dinilai sebagai calon pengganti Paus Fansisus yang diterima banyak pihak.

Peter Erdo berusia 72 tahun, berasal dari Hungaria, dikenal sebagai ahli dalam hukum kanon dan dipandang sebagai kandidat utama di kalangan mereka yang menginginkan gereja kembali pada nilai-nilai konservatif seperti yang dianut Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI.

Ia diangkat sebagai uskup agung Esztergom-Budapest oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2002, dan setahun kemudian dianugerahi gelar kardinal. Saat itu, pada usia 50 tahun, ia menjadi kardinal termuda.

Erdo dikenal sebagai seorang diplomat ulung yang menjalin relasi erat dengan komunitas Katolik di Amerika Latin dan Afrika, serta membangun komunikasi lintas agama dengan penuh kecakapan. Kiprahnya juga dikenal luas di kalangan uskup Eropa karena pernah memimpin Dewan Konferensi Para Uskup Eropa selama satu dekade, dari 2006 hingga 2016.

Selain itu, ia merupakan penulis sejumlah buku, menguasai atau memahami berbagai bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Rusia, dan Spanyol, yang memberinya kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan umat di berbagai penjuru dunia.

5. Fridolin Ambongo (65 Tahun) - Kongo

Kardinal Fridolin Ambongo, 65 tahun, yang menjabat sebagai uskup agung di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo, telah dilihat sebagai kandidat potensial sejak diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019.

Paus sendiri telah lama mendorong Gereja Katolik untuk lebih hadir di wilayah-wilayah terpencil, terutama di Afrika dan Asia, di mana aktivitas gereja sangat kuat. Pertanyaan besar yang terus mengemuka adalah kapan gereja akan benar-benar menunjukkan komitmen tersebut dengan memilih paus dari Afrika. Sekitar 18 persen umat Katolik dunia berada di benua Afrika, dan wilayah ini juga menyumbangkan jumlah calon imam terbesar dibandingkan kawasan lain.

Ambongo memiliki hubungan dekat dengan Paus Fransiskus dan merupakan salah satu dari sembilan penasihat dalam Dewan Kardinal. Ia juga dikenal karena sikapnya yang kritis, termasuk ketika menentang kebijakan Fransiskus pada tahun 2023 yang memperbolehkan pemberkatan terhadap pasangan sesama jenis.

6. Pietro Parolin (70 tahun) – Italia

Menduduki posisi sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin memiliki pengalaman diplomatik luas dan pemahaman mendalam tentang struktur administratif Gereja. Ia dianggap sebagai sosok moderat dan strategis.

 Kardinal Pietro Parolin, 70 tahun, telah menjadi menteri luar negeri Vatikan sejak 2013 dan merupakan sosok kunci dalam kepemimpinan Paus Fransiskus. Sebagai tokoh sentris yang tenang dan berpengalaman, ia mengelola urusan internal gereja serta memimpin kebijakan luar negeri.

Dengan latar belakang lebih dari dua dekade sebagai diplomat Vatikan, Parolin sangat akrab dengan Kuria dan jaringan internasional gereja. Pietro Parolin fasih berbahasa Inggris, Prancis, Italia, dan Spanyol, ia aktif dalam berbagai konferensi global yang membahas isu-isu penting seperti konflik Israel-Palestina, perubahan iklim, dan perdagangan manusia. Ia cukup berpengaruh dalam menjalin hubungan diplomatik Vatikan dengan Tiongkok dan Vietnam.

7. Peter Kodwo Appiah Turkson (76 tahun) – Ghana

Dengan pengalaman luas dalam pelayanan pastoral dan berbagai jabatan penting di Vatikan, Turkson menjadi tokoh kuat dari Afrika Sub-Sahara yang dinilai layak menjadi Paus pertama dari kawasan tersebut.

8. Jean-Marc Aveline (66 tahun) – Perancis

Uskup Agung Marseille ini dikenal karena pendekatannya yang hangat dan intelektual. Ia aktif membangun dialog lintas agama, khususnya dengan komunitas Muslim, serta vokal dalam isu kemanusiaan dan migrasi.

9. Mario Grech (68 tahun) – Malta

Sekretaris Jenderal Sinode Para Uskup ini dulunya dikenal konservatif, namun kini mendukung penuh reformasi sinodalitas yang dicanangkan Paus Fransiskus, menempatkannya sebagai figur reformis.

10. Juan José Omella (79 tahun) – Spanyol

Sebagai Uskup Agung Barcelona, Omella dikenal karena dedikasinya pada keadilan sosial dan kedekatannya dengan kaum marginal. Ia mencerminkan nilai-nilai yang diusung Paus Fransiskus, terutama dalam hal inklusivitas.

11. Joseph Tobin (72 tahun) – Amerika Serikat

Meski belum pernah ada Paus dari AS, Kardinal Tobin kerap disebut sebagai kandidat potensial. Pengalaman internasional dan kemampuannya dalam berbagai bahasa menjadikannya sosok yang diperhitungkan.

12. Anders Arborelius (75 Tahun) - Swedia

Uskup Agung Anders Arborelius, 75 tahun, merupakan kardinal Katolik pertama dari Swedia, negara yang mayoritas penduduknya dulunya Lutheran dan kini semakin sekuler. Ia masuk Katolik pada usia 20 tahun dan diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2017, sebagai bagian dari upaya menjangkau komunitas Katolik minoritas di Eropa.

Dalam berbagai pernyataannya, Arborelius menekankan pentingnya membangun jembatan di tengah dunia yang terpolarisasi, memperkuat peran perempuan dalam gereja dan membantu keluarga mewariskan iman. Ia juga memperingatkan bahaya politisasi dalam gereja, menolak gagasan pembentukan kelompok-kelompok ideologis di dalamnya.

Meski mendukung hak-hak migran seperti Paus Fransiskus, ia tetap menentang pemberkatan pasangan sesama jenis, dan menyatakan bahwa keputusan gereja Lutheran Swedia untuk mengizinkannya telah memperumit dialog antar-gereja.

Kini, umat Katolik di seluruh dunia menantikan calon pengganti Paus Fransiskus yang  terpilih menjadi pemimpin spiritual baru. Siapa pun yang terpilih, ia akan memegang tanggung jawab besar dalam membawa Gereja Katolik menghadapi tantangan zaman.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan