Prabowo Belum Putuskan Sikap atas Tarif Impor AS, Tunggu Laporan Airlangga

Muhamad Fajar Riyandanu
22 April 2025, 19:46
prabowo, amerika serikat, tarif impor
Katadata/Fauza Syahputra
Presiden Prabowo Subianto (kedua kanan) berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) saat menghadiri acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Assembly Hall, Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto masih menunggu laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait tarif impor Amerika Serikat. Ia menunggu kabar dari Airlangga sebelum mengambil keputusan terkait sikap pemerintah atas tarif tersebut.

"Saya belum ketemu Pak Airlangga. Saya tidak tahu jam berapa dia datang, saya menunggu laporan beliau," kata Prabowo di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (22/4).

Prabowo sebelumnya telah mengutus Tim Negosiasi untuk menemui sejumlah pejabat AS. Tim itu terdiri dari sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Adapun Tim Negosiasi saat ini masih berada di AS. Airlangga menjelaskan tarif impor yang dikenakan atas produk asal Indonesia sebenarnya bisa mencapai 47%. Ia mencontohkan produk garmen yang sudah terkena tarif impor 10% – 37% sebelum pengumuman Trump.

“Maka, dengan diberlakukannya 10% tambahan, tarifnya itu menjadi 10% ditambah 10% atau 37% ditambah 10%,” kata Airlangga dalam konferensi pers pada Jumat (18/7).

Dengan begitu, tarif untuk produk garmen berkisar 20% sampai 47%. Oleh karena itu, dalam negosiasi tarif dengan Amerika, Airlangga mengatakan akan memperjuangkan kesetaraan tarif untuk produk-produk ekspor Indonesia.

“Kami meminta ini agar diberikan secara lebih adil dan juga kami tidak diberikan tarif yang lebih tinggi,” ujar Airlangga. “Yang penting Indonesia mendapatkan tarif lebih rendah dan juga seimbang dengan negara-negara pesaing.”

Airlangga mengatakan, negosiasi tarif impor ini setidaknya membutuhkan 2-3 kali pertemuan lanjutan. Pertemuan pertama nanti merupakan penawaran kesepakatan awal yang akan dilanjutkan dengan penyusunan draf perjanjian pada pertemuan berikutnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...