Prabowo Luncurkan 4 Program Bantuan Pendidikan di Hardiknas 2025, Ini Rinciannya


Presiden Prabowo Subianto meluncurkan sejumlah program strategis pendidikan dalam momen perayaan Hari Pendidikan Nasional 2025 l (Hardiknas) di SDN Cimahpar 5 Bogor, Jawa Barat pada Jumat (2/5).
Beberapa kebijakan yang diberi nama Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) itu mencakup revitalisasi sekolah, digitalisasi pendidikan, bantuan tunai guru honorer serta insentif dana pendidikan guru. Prabowo mengatakan bahwa peluncuran PHTC bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
"Tidak mungkin kita menjadi negara sejahtera, menjadi negara maju, kalau pendidikan kita tidak baik, dan berhasil," kata Prabowo, sebagaimana disiarkan oleh kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Rincian program strategis pendidikan yang disiapkan Prabowo
Revitalisasi Sekolah
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyiapkan anggaran Rp 16,9 triliun untuk revitalisasi 11.400 unit satuan pendidikan di seluruh Tanah Air. Prabowo mengatakan banyak sekolah di Indonesia yang beroperasi dalam kondisi rusak dan tak layak. Ia bahkan menyoroti adanya sekolah yang hanya memiliki fasilitas toilet 1 unit.
"Dana hampir Rp 17 triliun cukup mungkin hanya 11 ribu sekolah kira-kira. Ini tidak cukup, sekolah seluruh Indonesia adalah 330 ribu sekolah," kata Prabowo.
Digitalisasi Pendidikan
Pemerintah juga telah menganggarkan Rp 2 triliun untuk pengadaan smart board atau papan tulis pintar di 15 ribu sejumlah sekolah atau satuan pendidikan lainnya yang utamanya berada di kawasan terpencil, tertinggal dan terluar.
Selain itu, papan tulis interaktif itu juga akan disalurkan kepada sekolah-sekolah di daerah perkotaan yang mengalami kendala bahan ajar dan tidak mendapatkan tenaga guru dalam bidang atau pelajaran tertentu. "Saya berharap dalam dua bulan sudah mulai, sekolah-sekolah pertama bisa menerima layar televisi tersebut," ujarnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu berharap seluruh sekolah di Indonesia dapat menerima smart board paling lambat pada pertengahan 2026.
Prabowo menjelaskan konsep digitalisasi pendidikan dimulai dengan mengumpulkan ratusan guru terbaik dari seluruh Indonesia dan menempatkan mereka di sebuah studio pusat.
Dari studio ini, para guru akan mengajar secara daring dan materinya akan disiarkan ke seluruh sekolah di Indonesia dalam bentuk dokumen media. "Ini membantu sekolah dan membantu guru di sekolah," kata Prabowo.
Bantuan Tunai Guru Honorer
Pemerintah akan menyalurkan bantuan dana bagi guru honorer sebesar Rp300 ribu per bulan. Program ini dijadwalkan mulai berjalan pada Juli tahun ini dan menargetkan sekitar 310 ribu guru.
Bantuan Dana Pendidikan Guru
Prabowo juga mengumumkan adanya bantuan pendidikan guru untuk menempuh studi diploma 4 (D4) dan strata 1 (S1) untuk 12 ribu guru senilai Rp 3 juta per semester.
Ada tiga kriteria guru yang menjadi sasaran penerima dana pendidikan ini, salah satunya adalah para guru yang sudah menempuh D2 dan D3. Mereka akan mendapatkan dana pendidikan melalui program rekognisi pembelajaran lampau atau RPL.
Kriteria kedua yakni guru yang telah menyelesaikan studi D4 maupun S1 namun belum terdaftar secara administratif. Kejadian ini dapat terjadi karena mereka kuliah tanpa izin resmi dari atasan dari kepala sekolah atau dinas. Akibatnya, ijazah mereka dianggap tidak linier atau tidak sah dalam sistem kepegawaian.
Konsekuensi lanjutannya yakni para guru tidak bisa naik pangkat atau mendapatkan hak-hak sesuai kualifikasi S1/D4 meskipun mereka punya kemampuan dan gelar tersebut. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga telah berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) agar para guru-guru tersebut bisa diakui secara administratif dan profesional.
Kriteria ketiga yakni dana pendidikan bagi guru yang belum pernah menjalani studi kuliah. Mereka akan melaksanakan kuliah mulai semester pertama melalui sistem kuliah daring maupun konvensional.
"Bantuan pendidikan untuk guru-guru yang belum memiliki D4 maupun S1. Inipun pemerintah bantu, pokoknya pemerintah ingin pendidikan kita semakin baik," kata Prabowo.