Menkes Bantah RI Jadi Kelinci Percobaan Vaksin TBC, Ini Penjelasannya


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membantah rumor yang menyebut pemerintah menjadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan dalam program pengembangan vaksin tuberkulosis (TBC) di Indonesia yang didanai oleh Pendiri Microsoft Bill Gates.
Budi Gunadi mengatakan Gates Foundation mendukung pelaksanaan uji klinis tahap 3 pengembangan vaksin TBC di Indonesia dengan melibatkan ilmuan dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran.
Menkes Budi Gunadi menyebut TBC memicu 100 ribu kematian per tahun di Indonesia. Menurutnya, di fase uji klinis level 3, vaksin telah terbukti aman sehingga pengujian dilanjutkan untuk mengukur tingkat efektivitasnya dalam mencegah penyakit.
“Kenapa Indonesia tertarik masuk ke uji klinis level 3? karena soal safety sudah selesai,” kata Budi Gunadi saat memberikan penjelasan di ROSI Kompas TV, dikutip dari kanal Youtube KompasTV pada Jumat (9/5).
Direktur Utama Bank Mandiri 2013-2016 itu menambahkan, fase uji klinis level 3 di Indonesia saat ini bertujuan untuk melakukan penilaian efektivitas vaksin yang sudah dikembangkan tersebut ke masyarakat Indonesia, khususnya dari sisi genetik dan ras.
“Ada vaksin yang sudah jadi, namanya Vaksin Mario cocoknya untuk ras Afrika, untuk ras Indonesia tidak cocok,” jelas Budi Gunadi.
Ia menguraikan beragam keuntungan Indonesia yang saat ini mengikuti uji klinis level 3 vaksin TBC yang disponsori oleh Bill Gates. Warga Indonesia yang ikut serta dalam uji klinis akan lebih dulu menerima vaksin dibandingkan warga negara lain yang belum ikut uji coba. Menurut Budi, Jika vaksin terbukti aman dan efektif, masyarakat akan lebih cepat mendapat perlindungan dari TBC.
Benefit lainnya adalah Indonesia akan memperoleh peluang transfer pengetahuan dan teknologi dari keterlibatan para peneliti, ilmuan dan tenaga medis dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran. Sehingga, Indonesia dapat mendapatkan pemahaman lebih dalam ihwal penyakit TBC dan akses vaksin lebih cepat dari negara lain.
Budi Gunadi juga melihat Indonesia dapat memiliki posisi tawar untuk memproduksi vaksin TBC melalui perusahaan farmasi BUMN Bio Farma. “Bio Farma bisa bikin dan puluhan sampai ratuan juta vaksin. Itu untungnya Indonesia berpartipasi di dalam clinical trial,” ujarnya.
Wakil Menteri BUMN 2019-2020 itu menekankan bahwa jika Indonesia tidak ambil bagian dalam uji klinis level 3 ini, Indonesia akan menjadi negara yang tertinggal dalam akses terhadap vaksin TBC.
Akibatnya, saat vaksin resmi tersedia nantinya, akses vaksin awal hanya akan tersalurkan untuk negara yang mengikuti uji klinis. “Pada akhirnya masyarakat kita yang mati 100 ribu setiap tahun akan menjadi prioritas berikutnya dibandingkan negara yang berpartisipasi lebih dulu,” kata Budi Gunadi.