Prabowo Panggil Bahlil ke Istana, Bahas Rencana Tambah Impor Minyak dari AS


Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (15/5) untuk membahas perancangan proposal negosiasi pengenaan tarif impor resiprokal dengan Amerika Serikat (AS) di sektor energi.
Bahlil menyebut salah satu upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah menambah porsi impor minyak mentah dari AS hingga 40% dari total kebutuhan dalam negeri.
Pemerintah juga berencana untuk mengurangi impor minyak mentah dari sejumlah negara di Timur Tengah dan Afrika. Namun Bahli belum menjelaskan secara rinci negara mana saja yang akan terdampak oleh pengurangan impor ini.
“Sebagian dari middle east dan sebagain dari beberapa negara di Afrika, itu yang akan dikurangi karena kita beli barangnya paling banyak dari sana,” kata Bahlil seusai pertemuan.
Bahlil juga belum mau menjelaskan kapan pengalihan volume impor migas itu akan dilakukan. Dia bilang, perhitungannya masih sedang dinegosiasikan oleh tim negosiasi dengan pemerintah AS.
“Sampai dengan hari ini masih dengan Tim AS, kalau sudah selesai baru kami mulai bicara tentang strategi implementasinya,” ujarnya.
Ketua Umum Partai Golkar menilai langkah ini sebagai solusi agar kerja sama dengan Amerika Serikat tetap berjalan, tanpa merusak hubungan dagang dengan negara-negara penghasil minyak lainnya.
“Sekarang kami sedang mengatur formulasinya dengan baik agar komitmen dengan pihak AS juga berjalan, tapi komitmen kita dengan negara-negara lain juga tetap tidak terganggu,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor minyak mentah dari AS mencapai 668.466.806 kilogram (kg) dengan nilai US$ 430.868.364 pada 2024. Sementara impor minyak mentah paling banyak berasal dari Arab Saudi mencapai 3.428.428.989 kg dengan nilai US$ 2.053.001.047.
Selain itu, Indonesia juga membeli minyak mentah dari sejumlah negara di Afrika seperti Angola sebanyak 2.946.861.474 kg seharga US$ 1.713.004.741 dan Nigeria sebanyak 4.751.656.046 kg senilai US$ 2.896.901.503.