Perseturuan Makin Panas, Trump Ogah Temui Musk di Tengah Polemik RUU Pajak

Ferrika Lukmana Sari
7 Juni 2025, 09:55
Trump
Bloomber/Francis Chung/Politico
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama Elon Musk di Gedung Putih
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk bertemu dan berbicara dengan Elon Musk. Hal ini menandakan konflik keduanya terkait rancangan undang-undang (RUU) pemotongan pajak dan belanja negara yang belum akan mereda dalam waktu dekat.

Berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One, Trump mengatakan dirinya bahkan tidak memikirkan CEO Tesla tersebut. "Saya harap dia sukses dengan Tesla," ujar Trump, Jumat (6/6), dikutip dari Reuters.

Namun, Trump juga menyiratkan akan meninjau kembali kontrak-kontrak besar pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk seperti Tesla dan SpaceX. "Kami akan memeriksa semuanya. Jumlahnya besar sekali," katanya.

Menurut seorang pejabat Gedung Putih yang tak ingin disebutkan namanya, Trump mempertimbangkan untuk menjual mobil listrik Tesla Model S berwarna merah yang dibelinya pada Maret lalu, tak lama setelah memamerkan mobil-mobil buatan Musk di halaman Gedung Putih.

Di sisi lain, Musk tak langsung menyebut nama Trump, namun tetap mengkritik keras RUU pajak dan belanja yang diajukan Partai Republik. Kebijakan ini merupakan bagian dari agenda politik Trump.

Melalui media sosial miliknya (X), Musk menyetujui unggahan yang menyebut RUU tersebut akan merugikan Partai Republik secara politik dan menambah utang nasional AS yang kini mencapai US$ 36,2 triliun. "Tepat sekali," balas Musk di salah satu unggahan.

Ia juga menyuarakan perlunya partai politik baru di AS. "Sudah waktunya, partai yang mewakili 80% rakyat berada di posisi tengah," tulis Musk.

Menurut sumber yang dekat dengan Musk, ketegangan mulai mereda dan Musk mungkin akan mencoba berdamai dengan Trump. Tapi, konflik yang terjadi sehari sebelumnya jadi pukulan besar bagi hubungan mereka yang dulunya dekat.

Harga saham Tesla sempat pulih pada Jumat (6/6), setelah anjlok 14% sehari sebelumnya dan kehilangan kapitalisasi pasar senilai US$150 miliar. Ini merupakan penurunan harian terbesar sepanjang sejarah perusahaan.

Selama konflik berlangsung, sebagian besar pendukung Musk memilih diam. Namun, investor James Fishback mendesak Musk untuk meminta maaf. "Presiden Trump telah menunjukkan kesabaran dan kebesaran hati, sementara sikap Elon sangat mengecewakan dan terus terang mengganggu," kata Fishback dalam pernyataan resminya.

Musk Sumbang Dana Besar untuk Kampanye Trump

Musk diketahui menyumbang besar untuk kampanye Trump dalam Pilpres 2024 dan sempat ditunjuk untuk memimpin upaya pengurangan birokrasi dan penghematan anggaran di pemerintahan federal. Namun, dari target pemotongan US$2 triliun, Musk hanya berhasil memangkas sekitar 0,5% anggaran.

Sejak itu, Musk justru mengkritik keras RUU Trump sebagai "kekejian yang menjijikkan", yang membuat proses pengesahan di Kongres menjadi lebih sulit.

RUU tersebut telah lolos di DPR dan kini dibahas di Senat. Para analis memperkirakan undang-undang ini akan menambah utang negara sebesar US$2,4 triliun dalam satu dekade ke depan.

Ketua DPR Mike Johnson mengaku masih berkomunikasi dengan Musk. "Saya tidak mengajarinya cara membuat roket, dan saya harap dia tidak mengajarkan saya cara membuat undang-undang," kata Johnson dalam wawancara di CNBC.

Trump awalnya memilih diam saat Musk aktif berkampanye untuk menggagalkan RUU itu, namun akhirnya buka suara pada Kamis (5/6). "Saya sangat kecewa pada Elon," ujar Trump.

Musk lalu menyebut bahwa tanpa dukungannya, Trump tak akan menang dalam pemilu, bahkan menyarankan agar Trump dimakzulkan. Sebagai balasan, Trump mengancam akan menghentikan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk, termasuk SpaceX dan Starlink.

Musk sempat mengancam akan menghentikan pengoperasian pesawat luar angkasa Dragon milik SpaceX. Padahal, itu satu-satunya kendaraan milik AS yang bisa mengangkut astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, ia kemudian membatalkan ancaman tersebut.

Ketegangan juga meluas ke lingkaran dalam Trump, setelah ia membatalkan pencalonan Jared Isaacman, pendukung Musk untuk memimpin NASA. Dua sumber menyebut Direktur Personalia Gedung Putih Sergio Gor meyakinkan Trump agar mencabut pencalonan itu dengan menunjukkan sumbangan Isaacman ke Partai Demokrat. Musk sendiri kabarnya pernah mengkritik Gor karena dianggap lambat dalam proses perekrutan.

Jika perseteruan ini terus berlanjut, dampaknya bisa meluas ke politik nasional. Musk sudah menyatakan akan mengurangi dukungan dananya, dan jika para pemimpin bisnis di Silicon Valley ikut menjauh dari Trump, Partai Republik bisa kesulitan mempertahankan kendali Kongres dalam pemilu mendatang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Video Pilihan