Cegah Rp 162 T Bocor ke Luar Negeri, Menkes Genjot Wisata Kesehatan Domestik

Andi M. Arief
12 Juni 2025, 13:34
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025). Rapat tersebut membahas evaluasi mekanisme pembayaran ke fasilitas pelayanan kesehatan termasuk laporan kla
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025). Rapat tersebut membahas evaluasi mekanisme pembayaran ke fasilitas pelayanan kesehatan termasuk laporan klaim dispute, klaim yang pending, dibatalkan dan belum dibayarkan, kebijakan pelayanan kesehatan program JKN termasuk peningkatan akses layanan melalui pemanfaatan infrastuktur digital serta kesiapan penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menghitung pariwisata kesehatan domestik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hampir 1% per tahun. Sebab, program tersebut dapat mengalihkan pengeluaran biaya kesehatan sekitar US$ 10 miliar atau Rp 162 triliun.

Budi menemukan hampir 2 juta masyarakat berpendapatan tinggi berobat ke luar negeri setiap tahunnya. Negara tujuan masyarakat kaya tersebut adalah Malaysia, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat.

"Mari mulai menarik minat orang kaya dan masyarakat berpendapatan tinggi untuk mengalihkan pengeluaran US$ 10 miliar dari Malaysia dan Singapura ke Bali, Labuan Bajo, Batam, atau kota menarik lainnya," kata Budi dalam International Conference on Infrastructure, Kamis (12/6).

Budi menilai peningkatan minat penduduk berpendapatan tinggi akan menjadi pemicu tumbuhnya kunjungan wisatawan mancanegara dalam konteks pariwisata kesehatan. Selain itu, Budi meyakini program tersebut dapat membuka lapangan kerja yang lebih luas.

Selain pariwisata kesehatan, Budi menawarkan peluang dalam industri kesehatan secara umum. Sebab, umum harapan hidup akan naik menjadi 76 tahun dalam waktu dekat. Alhasil, beban biaya kesehatan di dalam negeri akan naik menjadi sekitar US$ 124 miliar.

Budi mencatat beban biaya kesehatan nasional mencapai US$ 40 miliar per tahun saat umur harapan hidup nasional di posisi 72 tahun. Badan Pusat Statistik mendata umur harapan hidup naik menjadi 74,15 tahun pada tahun lalu.

"Nilai setiap 1% pertumbuhan perekonomian nasional adalah US$ 15 miliar. Jadi, peningkatan biaya kesehatan senilai US% 84 miliar mendekati pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6% hanya dari sektor kesehatan," katanya.

Budi menawarkan peningkatan beban biaya kesehatan tersebut sebagai peluang investasi kepada para investor. Namun Budi belum menanggapi apakah usahanya telah bersambut atau belum saat dikonfirmasi.

BPS melaporkan indeks harga konsumen (IHK) kesehatan di Indonesia berada di level 108,07 pada Januari 2025, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 106,48.

Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, inflasi kesehatan telah mencapai 2,91% secara tahunan. Inflasi sub kelompok kesehatan tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pinang atau sebesar 17,58% secara tahunan pada Januari 2025. Adapun inflasi terendah ditemukan di Kabupaten Pandeglang atau naik 2,15%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan