Rekam Jejak Fadli Zon yang Sebut Tak Ada Bukti Pemerkosaan Massal pada 1998
Menteri Kebudayaan Fadli Zon disorot usai pernyataannya yang menyangkal peristiwa perkosaan massal pada Mei 1998. Saat ini, kementerian Kebudayaan di bawah kepemimpinan Fadli tengah penggodok penulisan ulang sejarah.
Dalam video wawancara berjudul 'Real Talk: Debat Panas!! Fadli Zon vs Uni Lubis Soal Revisi Buku Sejarah’ yang tayang di kanal YouTube IDN Times pada 10 Juni, Fadli Zon menyampaikan masuk tidaknya informasi terkait pemerkosaan massal pada 1998, merupakan domain sejarawan yang akan menulis ulang sejarah Indonesia.
“Ada tidak fakta keras. Betul tidak ada pemerkosaan massal? Kata siapa itu? Tidak pernah ada buktinya. Itu adalah cerita. Kalau ada (bukti), tunjukkan. Ada tidak di buku sejarah? Tidak pernah ada. Rumor-rumor seperti itu, menurut saya, tidak akan menyelesaikan persoalan,” kata Fadli Zon dalam wawancara dengan Uni Lubis, yang disiarkan di YouTube pada 10 Juni.
Pernyataan Fadli Zon itu menuai kritik. Fadli Zon dikenal dekat dengan Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ia juga dikenal dengan dekat keluarga Soeharto dan tokoh-tokoh orde baru.
Fadli Zon lahir di Jakarta pada 1 Juni 1971. Ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Indonesia. Semasa berkuliah, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa UI 1994 - 1995 dan aktif dalam gerakan mahasiswa yang kritis terhadap rezim Soeharto.
Kedekatan Fadli Zon dengan Prabowo dan Keluarga Cendana
Fadli Zon sempat mengatakan dirinya kenal Prabowo sejak 1998. Ia turut membela dan membangun citra Prabowo melalui tulisan dan forum-forum politik.
Ia juga dikenal memiliki hubungan dengan keluarga Cendana, khususnya dengan anak bungsu Presiden Soeharto, Tommy Soeharto.
salah satu pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra itu pernah menduduki kursi Wakil Direktur Lembaga Ekonomi dan Manajemen (LEM) yang dekat dengan jaringan bisnis Orde Baru.
Rekam Jejak Fadli Zon
Karier politik Fadli Zon bermula pada pada 1997 - 1999, yakni menjadi anggota MPR dari golongan pemuda dan aktif sebagai asisten Badan Pekerja Panitia Adhoc I yang membuat GBHN. Fadli Zon juga sempat diangkat menjadi Wakil Ketua DPR periode 2014 - 2019.
Fadli Zon juga sempat terpilih menjadi ketua Global Organization Of Parliamentarians Against Corruption) untuk periode 2015 - 2017. Ia sebelumnya merupakan kandidat tunggal yang dicalonkan oleh SEAPAC (Southeast Asia Parliamentarians Against Corruption) dan bersaing dengan kandidat regional lainnya yaitu John Hyde, politisi senior Australia dan Osei Kyei Mensah Bonsu dari Ghana.
Berikut rangkuman pengalaman Fadli Zon lainnya:
- Anggota MPR (1997 – 1999)
- Wakil Ketua DPR (2014 - 2019)
- Ketua BKSAP DPR (2019 - 2024)
- President GOPAC (2015 - 2019)
- Waketum Gerindra (2008 - sekarang)
- Ketua BKSAP DPR (2019 – 2024)
- Wakil Presiden Liga Parlemen Untuk Palestina (The League of Parliamentarians for Al Quds)
- Presiden Southeast Asian Parliamentarians Against Corruption (SEAPAC)
Sementara itu, penghargaan yang diterima Fadli Zon sebagai berikut:
- Datuk Bijo Dirajo Nan Kuning, penghulu adat Nagari Tigo Batur, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
- Tuanku Muda Pujangga Diraja, dari Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau, 2009
- Kanjeng Pangeran Kusumohadiningrat, dari Keraton Surakarta Hadiningrat, Juni 2011
- Kanjeng Pangeran Aryo Kusumoyudho, dari Keraton Surakarta Hadiningrat, Februari 2012
- Bhakti Karya Nusantara 2016, dari Penglisir Djelantik, Bali, 5 Maret 2016
- Penghargaan Budaya dari Puri Agung Singaraja, Buleleng, Bali, 30 Maret 2018
- Penghargaan AIPA Distinguished Service Award dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA)
- Penghargaan Champion of Corruption Awards dari The African Parliamentarians Network Against Corruption (APNAC), 2019
Fadli Zon pun menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya pada 2020. Selain itu, dia pernah menjadi produser film Sang Patriot, Produser, pada 2013
Ia juga sempat menerbitkan sejumlah buku, sebagai berikut:
- Politik Huru-Hara Mei 1998 (2004)
- Politik Standar Ganda Amerika Serikat terhadap Bosnia
- Gerakan Etnonasionalis: Bubarnya Imperium Uni Soviet
- The IMF Game: The Role of the IMF in Bringing Down The Soeharto Regime
- The Politics of The May 1998 Riots
- Kesaksian Korban Kekejaman PKI 1948
- Mimpi-Mimpi Yang Kupelihara: Kumpulan Puisi (1983-1991)
- Hari Terakhir Kartooewirjo. 81 Foto Eksekusi Imam DI/TII (2012)
- Idris Sardi. Perjalanan Maestro Biola Indonesia (2012)
- Dreams I Keep. A Collection of Poems 1983 – 1991 (2013)
- Mini Profil Fadli Zon: Dari Cisarua Menjelajahi Dunia
- Air Mata Buaya. Kumpulan Puisi. (2015)
- Keris Minangkabau (2016)
- Pangan dan Pertanian di Era Neoliberal
- Menyusuri Lorong Waktu (2016)
- Asmujiono: Pengibar Merah Putih di Puncak Everest (2019)
- Ada Genderuwo Di Istana. Puisi Pilihan Fadli Zon (2019)
- Kata Fadli. Catatan-Catatan Kritis Dari Senayan (2019)
- Strengthening The Indonesian Parliamentary Diplomacy (2019)
- Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta : Jalan Politik Kemakmuran Indonesia (2016)
- Orkes Gumarang: Kisah Syaiful Nawas (2017)
- Memeluk Waktu : 8 Puisi Fadli Zon dalam 8 Bahasa (2017)
- Soul, Ekspresi Hidup Yoes Rizal (2017)
- Passing Through the Hall of Time (2018)
- Kujang Pasundan (2018)[
- Keris Lombok (2018)
- Berpihak Pada Rakyat, Buku I, II, dan III. (2018)
Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atau Muri yang pernah diterima Fadli Zon sebagai berikut:
- Kolektor Color Proof Prangko Seri 25 Tahun Queen Wilhelmina Terlengkap
- Kolektor Prangko Label/Stiker Terpanjang
- Kolektor Cap Sampul Hari Pertama Terbanyak
- Kolektor Wayang Nusantara Terlengkap dan Terbanyak
- Insan Indonesia Pertama yang menjabat Ketua Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC)
- Pemrakarsa Konferensi Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP)
- Pemrakarsa Perlombaan Panjat Bambu Betung di DPR RI selama 5 tahun berturut-turut pada 2015 – 2019
- Pemrakarsa Pameran Seni Rupa ‘Kepada Republik’ di DPR RI selama 5 tahun berturut-turut
- Perpustakaan pribadi dengan koleksi keris terbanyak
- Perpustakaan pribadi dengan koleksi koran tua terbanyak
- Perpustakaan pribadi dengan koleksi perangko terbanyak
Kini, Koalisi Perempuan Indonesia dan Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas menuntut Fadli Zon meminta maaf kepada korban pemerkosaan massal pada 1998.
