Belajar dari Kasus Juliana, Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mendaki Rinjani?

Agustiyanti
27 Juni 2025, 11:48
gunung rinjani, pendaki gunung rinjani meninggal dunia, kecelakaan gunung rinjani
Pexels/Roman Odintsov
Pemandangan Gunung Rinjani.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gunung Rinjani terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal sebagai salah satu destinasi favorit para pendaki dari dalam maupun luar negeri.  Gunung tertinggi ketiga di Indonesia ini menjadi sorotan usai insiden tragis yang menimpa seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27). 

Juliana jatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6). Ia kemudian ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6).

Insiden Juliana mengingatkan kembali medan dan persiapan yang perlu dilakukan para pendaki sebelum mendaku Rinjani. Ada serangkaian aturan dan prosedur ketat yang wajib dipatuhi oleh para pendaki demi keselamatan dan menjaga ekosistem Rinjani. 

Standar Operasional Prosedur alias SOP pendakian Gununug Rinjani adalah pedoman vital yang harus dipahami sebelum menjajaki medan gunung tersebut. 

Berikut adalah sejumlah hal penting yang perlu dipersiapkan dan diwaspadai sebelum mendaki Gunung Rinjani, dilansir dari situs Rinjani National Park, serta sumber lainnya:

1. Registrasi Sebelum Mendaki 

Para calon pendaki wajib melakukan registrasi dengan memesan tiket secara daring melalui aplikasi resmi e-Rinjani. Melansir rinjaninationalpark.id, prosedur ini dimulai dengan mengisi formulir data diri lengkap, hingga memilih rencana waktu pendakian. 

Setelah memastikan ketersediaan kuota, pendaki dapat melanjutkan ke tahap pembayaran sebagai bukti reservasi. Sebagai catatan, jumlah pendaki harian dibatasi maksimal 240 orang yang tersebar di tiga jalur resmi: Sembalun, Senaru, dan Torean. 

Kelengkapan dokumen pribadi merupakan syarat mutlak. Pendaki wajib menunjukkan kartu identitas yang sah KTP bagi WNI, serta paspor atau kartu identitas bagi warna negara asing. 

Selain itu calon pendaki juga harus mempersiapkan  surat keterangan sehat dari dokter. Dokumen ini diperlukan untuk memastikan bahwa kondisi fisik calon pendaki memenuhi standar untuk menghadapi medan pendakian. 

2. Perlengkapan 

Perlengkapan yang dibawa pendaki menjadi salah satu kunci penting dalam pendakian. Ini karena keselamatan bisa sangat bergantung pada kelengkapan atau keseusian perlengkapan yang dibawa. Setiap pendaki diwajibkan membawa peralatan standar seperti: 

  • Sepatu gunung dengan sol anti-slip
  • Jaket tahan angin dan air
  • Sleeping bag dan matras
  • Senter atau headlamp
  • Tongkat trekking
  • Obat pribadi dan P3K
  • Selimut thermal
  • Pluit

3. Persiapan Fisik 

Gunung Rinjani, dengan ketinggian 3.726 mdpl, bukan sekadar tempat wisata. Jalurnya yang curam, panjang, dan berada di dataran tinggi menuntut fisik yang prima dan mental yang tangguh. Tanpa persiapan yang cukup, risiko kelelahan, cedera, hingga penyakit ketinggian bisa mengintai.

Latihan fisik yang efektif mencakup empat area utama: daya tahan kardiovaskular atau jantung, kekuatan otot kaki, stabilitas inti tubuh, dan fleksibilitas. Calon pendaki bisa melakukan latihan fisik sebelum mendaki, yang mencakup keempat area utama tersebut. 

Misalnya: 

  • Lari jarak menengah 
  • Hiking ringan atau berjalan di bukit
  • Bersepeda
  • Latihan keseimbangan
  • Yoga atau dynamic stretching 

Selain olahraga, calon pendaki juga sebaiknya melakukan simulasi terhadap kondisi trek Rinjani. Salah satunya berlatih menggunakan ransel berbobot 10–15% dari berat badan agar terbiasa membawa beban selama perjalanan. 

Selain itu, latihan di medan yang menanjak dan cuaca yang beragam, seperti hujan atau suhu dingin juga penting, karena cuaca di Rinjani dapat berubah drastis. Jika memungkinkan, berlatih di daerah dataran tinggi atau menggunakan alat bantu seperti masker elevasi dapat membantu tubuh beradaptasi terhadap kadar oksigen rendah di ketinggian.

4. Kelompok dan Pemandu 

Kasus Juliana juga menekankan pentingnya tidak mendaki sendirian. Jika calon pendaki merupakan pemula atau melakukan perjalanan solo, disarankan untuk menggunakan pemandu lokal bersertifikat yang mengenal jalur, titik rawan, dan prosedur penyelamatan.

Selain itu, lebih baik hindari mendaki sendirian. Selain berbahaya, calon pendaki dikhawatirkan tidak punya siapa pun yang bisa membantu dalam situasi darurat. Melansir dari situs  Greenrinjani, ukuran kelompok ideal adalah antara 6 hingga 10 orang, dengan minimal dua pemandu.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...